Kamis, 03 November 2011

Terlalu Penuh dan Tidak Jelas

Hari ini hujan lagi. Aku Cuma ingin bilang itu. Karena tak ada hal yang bisa dilakukan sekarang. Membosankan. Benar-benar membosankan. Karena itu, aku membuka dan menghidupkan laptop. Tidak tahulah, tanganku bergerak sendiri. Aku hanya mengikuti saja. Daripada gila. Atau memang benar-benar sudah gila ?? Entahlah. Warna biru pada tombol power, layar hitam yang perlahan-lahan berubah warna menjadi biru muda, tulisan welcome, lalu segera digantikan sebuah dekstop dimeriahkan icon-icon kecil dipinggirnya menandakan bahwa laptop ku sudah mulai bisa digunakan; mengikuti perintah dari setiap jemariku.

Sejenak aku terpaku didepan layar laptop. Kebingungan. Apa lagi yang harus aku lakukan ? Apa tujuanku menghidupkan laptop ini ? TIDAK ADA. Memeluk boneka beruang pink-ku yang gemuknya melebihi badanku, menatap kosong layar dekstop yang secara konstan berganti gambar namun tetap dengan satu tema ; wajahku. Ya, wajahku yang hanya setengah. Aku malah tambah kebingungan. AKU MAU APA ?? Dan jawabannya tetap sama ; TIDAK TAHU. Akhirnya Microsoft Word menjadi pilihanku. Salah satu temanku disaat seperti ini. Lalu apalagi ? Jawabannya tetap tidak tahu. Biarkan saja jemariku yang bekerja. Sekarang ini masih terlalu sore jika aku memutuskan untuk tidur. Jarum pendek jam di dinding masih berada di antara angka 7 dan 8. Lagipula jika aku memaksakan untuk tidur sekarang (dan paksaan aku itu berhasil), maka insomnia akan menyergapku ketika aku terjaga tengah malam nanti. Memang sih, aku aku sudah memiliki simpanan istirahat beberapa jam sebelum akhirnya aku kesulitan untuk kembali memejamkan mata. Tapi, tetap saja aku tetap ingin istirahatku cukup. Perempuan mana yang mau ketika bangun tidur mendapati matanya seperti mata panda dan kulit yang tidak segar ?? Ya ya ya, tanpa kurang tidur pun mataku sudah tergolong mata berkantung tebal, yang anehnya jika aku tertawa atau tersenyum ketebalan kantung mata akan meningkat, seperti mata kodok. Atau jika aku habis menangis, sembabnya akan terlihat jelas. Dan jelek. That’s why, aku tidak ingin memperparah keadaan kantung mata ku (yang biasanya aku sebut ‘kantung doraemon’). Wahh, sepertinya aku semakin tidak jelas.tulisanku sudah melantur kemana-mana. Setelah aku pikir-pikir, penting kah aku menceritakan tentang ‘kantong doraemon’ku ?? Tidak sama sekali. Tapi karenanya sekarang aku tahu apa yang aku inginkan saat ini ; aku hanya ingin menulis. Menulis apa yang ada di kepala, menulis apa yang ada di hati.

Sepertinya hujan di luar sana bertambah deras. Sebuah kesimpulan yang berhasil aku tarik berdasarkan laporan dari indera pendengaranku. Bunyi serbuan air di atap sana semakin keras, seperti melodi. Melodi alam, melodi sebuah elegi. Sudahlah, aku sedang tidak ingin bersedih-sedih ria. Well, apa lagi yang harus aku tulis ? Kursornya berkedip-kedip. Menunggu huruf demi huruf yang akan aku rangkai lewat tarian lincah jemariku diatas keyboard. Tapi nihil. Diamnya jemariku melambangkan kebuntuanku. Sudah kosong. Atau malah terlalu penuh ? Mumet. Mungkin benar sudah terlalu penuh. Jika diibaratkan memori HP, maka akan muncul tulisan “memory full, delete some data”. Dan mungkin itu juga yang menyebabkan kebingungan serta keterdiamanku ; aku terlalu sibuk memilih apa yang harus aku tulis. Apa aku harus menceritakan tentang kejadian sepanjang hari ini ? Tidak ada yang penting tapinya. Satu-satunya hal penting yang aku jalani hari ini adalah bahwa tadi siang aku berhasil menandatangani ijazah ku setelah sebelumnya harus menyelesaikan persyaratan di lab dan perpustakaan. Dan juga setelah aku berjuang dalam antrian di rektorat yang dipenuhi oleh celotehan teman-temanku. Sesak. Lalu apa lagi ? Apa aku harus menuliskan tentang kegalauanku ? Hhooo, tidak.. itu adalah hal buruk nomor satu yang terjadi padaku, sekaligus menjadi nomor satu hal yang tak ingin aku perlihatkan dengan nyata. Untuk apa ? Agar aku terlihat begitu lemahnya hingga mengundang simpati dari orang-orang ?? TIDAK. Aku tidak mau. Hey, tapi tanpa sadar aku sudah menuliskannya bukan ? Bodoh. Lebih bodohnya lagi aku malah menertawakan kebodohanku ini. Hahahaha...

Sudahlah, daripada tulisanku malah melantur kemana-mana, lebih baik aku sudahi saja. Mungkin akan ‘lucu’ jika aku post-kan di blog atau note ku. Nanti saja tapi. Mungkin hal yang baik untukku saat ini memang tidur. Kedengarannya tidak menarik. Tapi akan kulakukan saja, aku menyerah. Akan kumulai dengan membereskan tumpukan piring kotor di dapur seperti biasa, dilanjutkan ritual lainnya yang sama disetiap malamnya sebelum aku tidur. Cuci kaki, tangan, muka (kali ini minus wudhu karena aku sedang tidak sholat), masuk kamar, menarik selimut, dan melihat kabar terbaru dari teman-temanku di fb sambil memutar lagu-lagu favorit hingga aku ketiduran. Yahh, semoga saja tengah malam nanti aku tidak terjaga. Selamat Malam 


19.43 WIB
Di awal November yang basah..