Rabu, 31 Maret 2010

TUGAS MAKALAH KB

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia akibat resiko tinggi untuk melahirkan menjadi perhatian pemerintah. Sehingga diadakannya program keluarga berncana ( KB ) sebagai salah satu cara untuk mengurangi tingginya angka kematian ibu. banyaknya anak-anak terlantar dan dengan jarak usia yang sangat dekat juga menjadi perhatian pemerintah.
Alat kontrasepsi yang saat ini sudah tersedia bermacam-macam. Selain adanya alat kontrasepsi untuk wanita,juga tersedia alat kontrasepsi untuk pria. Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi,keuntungan,kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Dan alat kontrasepsi yang sangat mudah di dapatkan seperti di minimarket.
Tugas kita sebagai tenaga medis yaitu berusaha membantu masyarakat agar mereka mau menggunakan alat kontrasepsi untuk mewujudkan program pemerintah yaitu setiap keluarga memiliki anak 2 orang.












BAB II
PEMBAHASAN
A.Definisi
Menurut WHO ( World Health Organisatio )Expert Commite 1970 definisi keluarga berencana adalah :
 Tindakan yang membantu indivudu atau pasangan suami istri untuk :
1. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
2. Menghindari kelahiran ang tidak diinginkan
3. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
4. Mengatur interval I antara kehamilan
5. Mengontrol waktu saat kelahirran dalam hubungan dengan umur suami istri
6. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Secara garis besar definisi ini mencakup beberapa komponen dalam pelayanan kependudukan / KB yang dapat diberikan sebagai berikut :
1. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE)
Tujuan :
a) Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai pena,bahan peserta baru
b) Membina kelestarian peserta KB
c) Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio_kultural yang dapat menjamin berlangsungnya proses penerimaan
 KIE dapat dikelompkkan menjadi 3 kegiatan :
a) KIE massa
b) KIE kelompok
c) KIE perorangan

 Menurut media yang digunakan, kegiatan KIE dapat diperinci sebagai berikut :
- Radio
- Televise
- Mobil unit penerangan
- Penerbitan / publikasi
- Pers / surat kabar
- Film
- Kegiatan promosi
- pameran

2. Konseling
Konseling merupakan tindak lanjut dari KIE. Bila seseorang telah termotivasi melalui KIE, maka selanjutnya ia perlu diberikan konseling. Jenis dan bobot konnseling yang diberikan sudah tentu terrggantung pada tingkatan KIE yang telah diiterimanya.
Konseling dibutuhkan bila seseorang menghadapi suatu masalah yang tidak dapat dipecahkannya sendiri.
 Tujuan konseling adalah :
1. Memahami diri secara lebih baik
2. Mengarahkan perkembangan diri sesuai dngan potensinya
3. Lebih realistis dalam melihat diri dan masalah yang dihadapi, ssehingga :
o Mampu memecahkan masalah secara kreatif dan produktif
o Memiliki taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang dimiliki
o Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan salah penyesuaian diri
o Mampu menyesuaikan dengan situasi dan lingkungan
o Memperoleh dan merasakan kebahaagiaan
 Dalam konseling diadakan percakapan dua arah untuk :
1. Membahas dengan calon peserta berbagai pilihan kontrasepsi yang terseddia
2. Memberikan informasi selengkap mungkinn mengenai konsekuensi ppilihannya, baik ditinjau dari segi medis tenknis maupun hal-hal lain yang non medisagar tidak menyesal kemudian
3. Membantu calon peserta KB memutuskan pilihannya atas metode kontersepsi yang sesuai dengan keadaan khusu pribadi dan keluarganya
4. Membantu peserta KB dalam menyesuaikan diri terhadap kondisi barunya, terutama bila ia mengalami berbagai permasalahan ( nyata/tidak nyata/ semu)
5. Informasi yang diberika meliputi :
a. Arti keluarga berencana
b. Manfaat keluarga berencana
c. Cara ber-KB atau metode kontrasepsi dan penjelasannya
d. Pola perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi yang rasional
e. Rujukan pelayanan kontrasepsi






Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya konseling berhasil dengan baik adalah bahwa konseling merupakan suatu kegiatan dalam hubungan antar-manusia, di mana kita melakukan serangkainan tindakan yang akhirnya akan membantu peserta /calon peserta memecahkan permaswalahan yang akan dihadapinya, antara lain masalah pemilihan dan penggunaan kontrasepsi yang paling cocok dengan keadaan dan kebutuhan yang dirasakannya.
Bila setiap calon peserta KB, sebelum memakai kontrasepsi melalui proses konseling yang baik, maka kelangsunga pemakaian akan lebih tinggi.
Tekhnik-tekhnik konseling yang biasa dipergunakan :
1. Cara supportif; untuk memberikan dukungan kepada peserta/calon peserta, karena mereka dalam keadaan bingung dan ragu-ragu yaitu dengan menangkan/menenteramkan dan menumbuhhkan kepercayaan bahwa ia mempunyai kemampuan untuk membantu dirinya sendiri
2. Katarsis; dengan member kesempatan kepada mereka untuk mengungkapkan dan menyalurkan semua perasaan yang dimilikinya untuk menimbulkan perasaan lega.
3. Membuat refleksi dan kesimpulan atas ucapan-ucapan serta perasaan-ersaan yang tersirat dalam ucapan-ucapannya
4. Membberi semua informasi yang diperlukannya untuk membantu peserta/calon peserta membuat keputusan

3. Pelayanan kontasepsi (PK)
Mempunyai dua tujuan :
1. Tujuan umum :
a. Pemberian dukungan dan pemantapan penerimaan gagasan KB yaitu dihayatinya NKKBS
2. Tujuan pokok :
a. Penurunan angka kelahiran yang bermakna
Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijaksanaan mengkatagorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu :
1. Fase menunda perkawinan/kesuburan
Fase menunda kehamilan bagi PUS dengan usia istri kurrang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
Alasan menunda/mencegah kehamilan :
a. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai alas an
b. Prioritas penggunaan kontrasepsi Pil oral, karena peserta masih muda
c. Penggunnaan kondom kurang menguntungkan, karena pasangan muda masih tinnggi frekuensi ber-sanggamanya, sehinngga akan mempunyai kegagalan tinggi
d. Penggunaan IUD-mini bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra-indikasi terhadap Pil oral
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a) Reversibilitas yang tinggi, artinya kembalinya kesuburan dapat terjamin hamper 100%, karena pada masa ini peserta belum mempunyai anak.
b) Efektivitas yang tinggi, karena kegagalan akan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko-tinggi dan kegagalan ini merupakan kegagalan program

2. Fase menjarangkan kehamilan
Periode usia istri antara 20-30/35 tahun merupakan periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 oang dan jarak antara kelahiran antara 2-4 tahun. Hal ini dikenal sebagai Catur Warga
Alasan menjarangka kehamilan :
a) Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk mengandung dan melahirkan
b) Seera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakaai IUD sebagai pilihan utama
c) Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun disini tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia mengandung dan melahirkan yang baik
d) Di sini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
 Efektifitas cukup tinggi
 Reversibilitas cukup tinggi karenapeserta masih mengharapkan punya anak lagi
 Dapat dipakai 2-4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anakyang direncanakan
 Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik untuk bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kessakitan dan kematian anak.

3. Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan
Periode umur sitter di atas 30 tahun, terutama di atas 35 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak.
Alas an mengakhiri kesuburan :
a. Ibu-ibu dengan usia di atas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil/tidak punya anak lagi, karena alas an medis dan alas an lainnya
b. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap
c. Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan mempunyai kemungkinan timbulnya akibat sampingan dan komplikasi
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Efektifitas sangat tinggi. Kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan dengan resiko tinggi bagi ibu dan anak, disamoing itu akseptor ftersebut memang tidak mengharapkan lagi punya anak
b. Dapat dipakai untuk jangka panjang
c. Tidak menambah kelainan yang sudah ada. Pada masa usia tua kelainan seperti penykit jantung, darah tinggi, keganasan dan metabolic biasanya meningkat, oleh arena itu sebbaiknya tidak diberikan cara kontrasepsi yang menambah kelainan tersebut.
4. Pelayanan infertilitas
Kurang lebih 10% dari pasangan usia subur di Indonesia menurut sensus 1980, tidak/belum berhasil mempunyai anak. Sesuai dengan tujuan Progran Nasional K/KB yaitu Norma Keluarga Kecil yang Bahagia Sejahtera, seyogianya diberikan pelayanan infertilitas kepada mereka ini.
5. Pendidikan seks ( sex education )
Dulu orang beranggapan bahwa pada waktunya orang akan tahu sendiri tentang seks. Kenyataannya tidaklah demkian. Berapa banyak dari para remaja kita yang mengalami kecelakaan karena ketidaktahuannya. Berapa persen pula dari perkawinan berakhir dengan perceraian atau berantakan kaarena ketidaktahuan itu? Jawabannya dapat terlihat di masyarakat kita. Karena itu masalah Sex Education atau Family Life Education sudah tidakdapat ditunda lagi pelaksanaannya
6. Konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan
Kebutuhan akan hal ini secara nyata telah diperlihatkan oleh masyarakat kita dengan adanya masa pertunangan, serta nasiaht perkawinan
7. Konsultasi genetic
Dengan program K/KB, maka orang akan mempunyai anak yang relative lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang hidup puuhan tahun yang lalu. Untuk itu diperlukan jaminan bahwa anak ang dilahirkan itu bebas dari kelainan genetic yang akann membebani orang tuanya dan masyarakat
8. Test keganasan
Jelaslah bahwa usaha Pelayanan Keluarga Berencana terutama bergerak di bidang health maintenance . secara berkala, kita sudah terbiasa melakukan “servis” pada mobil kita. Namun kebiasaan untuk secara berkala melakukan “servis” pada tubbuhh kita sendiri, belumlah membudaya.
Melalui program Keluarga Berencana, maka pelayanan yang bersifat health maintenance ini dapat dikembangkan. Hal inni pada gilirannya akan sangat meningkatkan pennerimaan NKKBS.
9. Adopsi
Di Indonesia anak-anak yang terlantar, yang karena satu dan lain hal tidak dapat diasuh dan dibesarkan oleh orang tuanya sendiri, cukup banyak.
Di lain pihak, pasangan infertile yang berjumlahh kira-kira 10% dari PUS itu, sebagian tidak pernah akan mempunyai anaknya sendiri. Alangkan indahnya jika kita dapat mempertemukan anak-anak terlantar itu dengan orang tua yang mau mengasuhnya.

B.Tujuan
Adapun tujuan dari keluarga berencana adalah mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
 Metode kontrasepsi
syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik ialah :
Aman/tidak berbahaya
Dapat diandalkan
Sederhana, sedapat-dapatnya tidak usah dikerjakan oleh seorang dokter
Murah
Dapat diterima oleh orang banyak
Pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi)
Seperti kita ketahui saat ini belum ada metode kontrasepsi yang sempurna, dan kebanyakan calon akseptor memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkannya.
Factor-factor dalam memilih metode kontrasepsi :
1. Factor pasangan – motivasi dan rehabilitas :
- Umur
- Gaya hidup
- Frekuensi sanggama
- Jumlah keluarga yang diinginkan
- Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
- Sikap kewanitaan
- Sikap kepriaan
2. Factor kesehatan – kontraindikasi absolute atau relative :
• Status kesehatan
• Riwayat haid
• Riwayat keluarga
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan panggul
3. Factor metode kontrasepsi – penerimaan dan pamakaina berkesinambungan :
- Efektivitas
- Efek saping minor
- Kerugian
- Komplikasi-komplikasi yang potensial
- Biaya
Dalam hal memilih metode kontrasepsi, kita harus dapat memandangnya daru dua sudut :
o Pihak calon akseptor
o Pihak medis/petugas KB

 macam-macam metode kontrasepsi
I. MetodeSederhana
1. Tanpa alat
a. KB alamiah = natural family planning
= fertility awareness methods
= periodic abstinens
= pantang berkala

- Metode Kelender ( Ogino-Knaus)
- Metode Suhu Badan Basal ( Termal)
- Metode Lendir serviks ( Billings)
- Metode Simpto- Termal.
b. Coitus interruptus.
2. dengan alat
a. Mekanis (Barrier)
-. Kondom pria
-. Barier Intra-vaginal:
* Diafragma.
*KapnServviks (cervical cap)
*Spons (Sponge)
*Kondom Wanita
b. Kimiawi
-. Spermisid
*Vaginal cream
*Vaginal foam
*Vaginal jelly
*Vaginal suppositoria
*Vaginal tablet (busa)
*Vaginal soluble film


II. Metode Modern:
1. Kontrasepsi Hormonal
a. Per-oral:
-. Pil oral kombinasi (POK)
-.Mini-pil
-.Morning-after pill.
b. Injeksi/ Suntikan
(DMPA< NET-EN, Microspheres, Microcapsules).

c. Sub-Kutis: Implant
(Alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK ):
-. Implant Non-biodegradable
(Norplant, Norplant-2, ST-1435, Implanon ).
-. Implant biodegradable
(Capronor, Pellets)

2. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
3. Kontrasepsi Mantap:
a. Pada Wanita:
-. Penyinaran:
*. Radiasi Sinar-X, Radium, Cobalt, dll.
*. Sinar laser.

-. Operatif, medis operatif Wanita:
*Ligasi tuba fallopii
*Elektro-koagulasi tuba fallopii
*Fimbriektomi
*salpingektomi
*Ovarektomi bilateral
*Histerektomi
*Fimbriotexy (fimbrial Cap)
*Ovariotexy

-. Penyumbatan Tuba Fallopii secara Mekanis:
*.Penyempitan tuba fallopii:
= Hemoclip
= Tubalband / falope Ring / Yoon band
= Spring-loaded clip
= Filshie clip

*.Solid Plugs (Intra-tubal devices):
= Solid Silastic Intra-tubal Devices
= Polyethylene Plug
= Ceramic dan proplast Plugs
= Dacron dan Teflon Plungs

-. Penyumbatan Tuba Fallopii secara kimiawi:
* Phenol (Carbolic acid ) compounds.
*Quinacrine
*Methyl-2-cyanoacrylate (MCA)
*Ag-nitrat
*Gelatin- Resorcinol- Formaldehyde (GRF)
*Ovabloc

b. Pada pria
-. Operatif medis operatif pria:
* Vasektomi / vasektomi tanpa pisau (VTP)

-. Penyumbatan vas deferens secara mekanis:
* penyempitan vas deferens:
=vaso-clips.

* Plungs
* Intra Vas Devices:
=Intra vassal Thread (IVD)
=Reversible Intravas device (R-IVD)
=Shug

*Vas Valves
= Phaser (Bionyx Control)
=Reversible intravasal Occlusive Devices (RIOD)

-. Penyumbatan vas deferens secara kimiawi:
* Quinacrine
*Ethanol
* Ag-nitrats

Penelitian-penelitian metode Baru Kontrasepsi

1. Pada Wanita
a. Cincin vaginal (vaginal ring) dengan hormone.
b. Vaksin kontrasepsi/vaksin antivertilitas.
c. IUD berdaya krja panjang dengan hormone progestin.
d. Kriosirurgi (Cryo-surgery) uterus (transcervical).

2. Pada Pria
a. Gossypol.
b. LHRH Analgues.
c. Hormon-hormon steroid berdaya-kerja panjang.
d. Inhibin.


 Keluarga Berencana Alamiah

Macam-macam metode KB alamiah (untuk menentukan saat ovulasi):

1. Metode Kalender (Ogino-Knaus
Dasar:
Menentukan waktu ovulasi dari data haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.

Teknik Metode Kalender:
Seorang wanita menentukan masa suburnya dengan:
a. Mengurangi 18 hari dari siklus haid terpendek, untuk menentukan awal dari masa suburnya.
b. Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang, untuk menentukan akhir dari masa suburnya.

Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi:
a. Ovulasi terjadi pada hari ke-14 tambah kurang 2 hari sebelum permulaan haid berikutnya.
b. Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari.
c. Ovum hidup selama 24 jam.
Diperlukan catatan siklus haid 8 bulan atau lebih.
• Hari pertama persangkaan masa subur : siklus terpendek-18
Asal angka 18 : 14+2+2 -> hari hidup spermatozoa
• Hari terakhir persangkaan masa subur : siklus terpanjang -11
• Asal angka 11 : 14-2-1 -> hari hidup ovum.
Efektivitas Metode Kalender
Angka kegagalan : 14.4-47 kehamilan pada 100 wanita pertahun.

2. Metode Suhu Badan Basal
Dasar:
Peninggian suhu badan basal 0,2-0,50 C pada waktu ovulasi.
Peninggian suhu basal mulai 1-2 hari setelah ovulasi, dan disebabkan oleh peninggian kadar hormone progesterone.

Teknik Metode Suhu Badan Basal:
a. Umumnya digunakan thermometer khusus dengan kalibrasi yang diperbesar (basal thermometer), meskipun thermometer biasa dapat juga dipakai.
b. Waktu pengukuran harus pada saat yang sama setiap pagi dan setelah tidur nyenyak sedikitnya 3-5 jam serta masih dalam keadaan istirahat mutlak.
c. Pengukuran dilakukan secara:
- Oral (3 menit)
- Rectal (1 menit), ini cara terbaik.
- Vaginal
Factor-faktor yang mempengaruhi suhu badan basal:
1. Influenza atau infeksi traktus respiratorius lain.
2. Infeksi atau penyakit-penyakit lain yang meninggikan suhu badan
3. Inflamasi local lidah, mulut atau daerah anus
4. Factor-faktor situasional seperti mimpi buruk,jet lage mengganti popok bayi pukul 6 pagi
5. Jam tidur yang ireguler
6. Pemakaian minuman panas atau dingin sebelum pengambilan suhu badan basal
7. Pemakaian selimut elektris
8. Kegagalan membaca termometerr dengan tepat atau baik

Macam-macam peninggian suhu badan basal :
a. Peninggian suhu yang mendadak(abrupt ). Ini yang paling sering terjadi
b. Peninggian suhu badan yang perlahan-lahan (gradual).
c. Peninggian suhu badan bertingkat, umumnya didahului penurunan suhu yang cukuo tajam
d. Peninggian suhu badan seperti “gigi gergaji”


Efektivitas metode suhu badan basal :
Angka kegagalan : 0,3-6,6 kehamilan pada 100 wanita/tahun.kerugian utama metode suhu basal ialah bahwa abstinens sudah harus dilakukan pada masa pra ovulasi


C. METODE LENDIR SERVIKS ( BILLINGS)
Peranan lender serviks yang diatur oleh hormone esterogen dan progesterone ikut berperan dalam berproduksi.
Pada tiap siklus haid diproduksi 2 macam lender serviks oleh sel-sel serviks, yaitu:
Lender tipe E (estrogenic) :
a. Diproduksi pada fase akhir pra-ovulasi dan fase ovulasi
b. Sifat-sifat :
- Banyak,tipis,sperti air ( jernih ) dan viskositas rendah.
- Spinbarkeit (elastisitas) besar.
- Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis(fernlike patterns,ferning,arborization)
c. Spermatozoa dapat menembus lender ini
Lender tipe G (gestagenik) :
a. Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi
b. Sifat-sifat :
- Kental
- Viskositas tinggi
- Keruh (apoque)
c. Dibuat karena peniggian kadar progesteron
d. Spermatozoa tidak dapat menembus lagi lender ini
Tekhnik metode lendir serviks :
a. Abstinens dimulai pada hari pertama diketahui adanya lebdir setelah haid ddan berlanjut sampai hari ke-4 setelah gejala puncak (peaksymptom)
Penyulit-penyulit metode lender serviks :
a. Keadaan fisiologis : sekresi vagina karena rangsangan seksual
b. Kedaan patologis : infeksi vagina, serviks, penyalit-penyakit, pemakaian obat-obatan.
c. Keadaan psikologis : stress ( fisik dan emosional)
Efektivitas metode lender serviks :
a. Angka kegagalan : 0,4-39,7 kehamilan pada 100 wanita/tahun
b. Disamping abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadi kegagalan/kehamilan:
- Pengeluaran lender mulai terlambat
- Gejala puncak tibul terlalu awal/dini
- Lender tidak dirasakan oleh wanita/dinila interprestasinya salah
Metode sympto-termal
Efektivitas : angka kegagalannya 4,9-34,4 kehamilan pada 100 wanita/tahun

Kontraindikasi KB alamiah :
Umumnyamerupakan kontraindikasi relative:
a. Siklus haid yang tidak teratur
b. Riwayat siklius haid yang anovulatoir
c. Kurva suhu badan yang tidak teratur
Komplikasi metode KB alamiah :
a. Komplikasi yang langsung tidak ada
b. Persoalan timbul bila terjadi kegagalan / kehamilan, karena ada data-data yang menunjukan timbulnya kelainan-kelainan janin sehubungan denga terjadinya fertilisasi oleh spermatozoa dan ovum yang berumur tua atau terlalu matang


f.coitus interuptus ( senggma terputus)
adalah suatu metode kontrasepsi dimana senggama diakhiri sebelum terjadi ejakulasi intravagina. Ejakulasi terjadi jauh dari genetalia eksternal wanita.
Keuntungan :
1. Tidak memerlukan alat/murah
2. Tidak menggunakan zat-zat kimiawi
3. Selalu tersedia setiap saat
4. Tidak mempunyai efek samping
Kerugian :
1. Angka kegagalan cukup tinggi:
a. 16-23 kehamilan perseratus wanita pertahun
b. Faktr-ffaktor yang menyebabkan angka kegagalan yang cukup tinggi adalah :
- Adanya cairan perejakulasi ( yang sebelumnya sudah tersimpan dalam kelenjar prostatt, uretra,kelenjar cowper) yang dapat keluar setiap saat, dan setiap tetes sudah dapat mengandung berjuta-juta spermatozoa.
- Kurangnya control diri pria, yang pada metode ini justru sangat penting.
2. Kenikmatan seksual berkurang bagi suami isteri, sehingga dapat mempengaruhi kehidupan perkawinan
Kontraindikasi : ejakulasi premature pada pria

Hal-hal penting yang harus diketahui oleh akseptor :
1. Sebelum senggama, cairan pra ejakulasi pada ujung penis harus dibersihkan dulu
2. Bila pria merasa akan berejakulasi ia harus segera mengeluarkan penisnya dari dalam vagina dan selanjutnya ejakulasi dilakukan jauh dari orificium vagina
3. Coitus interuptus bukann merupakan metode kontrasepsi yang baik bila pasangan suami istri menginginkan senggama yang berulang kali, karena semen yang masih dapat tertinggal di dalam cairan bening pada ujung penis.
4. Coitus interuptus bukan metode kontrasepsi yang baik bila suami mempunyai kesulitan untuk mengetahui kapan ia akan berejakulasi.
5. Coitus interuptus cukup tepat untuk suami yang tidak mempunyai “perrembesan” dari cairan pra ejakulasi sebelum senggama
6. Coitus interuptus masih merupakan metode kontrasepsi yang lebihh baik dariada sama sekal tidak memakai metode apapun

 metode barrierpada pria ( kondom )

pada masa ini, kondom yang merupakan metode kontrasepsi pria yang telah lama dikenal, kembali mendapatkan perhatian baru, baik dalam bidang keluarga berencana maupun dalam bidang lain.
Keuntungan kondom :
1. Mencegah kehamilan
2. Memberi perlindungan terhadap penyakit-panyakit akibat hubungan seks ( phs )
3. Dapat diandalkan
4. Relative murah
5. Sederhana,ringan, disposable
6. Tiak memerlukan pemeriksaan medis, supervise atau follow up
7. Reversible
8. Pria ikut secara aktif dalam program KB
Kerugian kondom :
1. Angka kegagalan relative tinggi
2. Perlu menghentikan sementara aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna memasang kondom
3. Perlu dipakai secara konsisten, hati-hati dan terus-menerus Pada setiap senggama
Indikasi kondom:
1. Pria
 Penyakit genetalia
 Sensitivitas penis terhadap secret vagina
 Ejakulasi premature
2. Wanita
 Vaaginitis, termasuk yang dalam pengobatan
 Kontraindikasi terhadap kontrasepsi oral dan IUD, sedangkan pem,asangan diafragma secara anatommis atau psikologis tidak memungkinkan
 Untuk membuktikn bahwa tidak ada semen yang dilepaskan di dalam vagina
 Metode temporer
3. Pasangan wanita dan pria
1. Pengendalian dari pria lebih diutamakan
2. Senggama yang jarang
3. Penyakit kelamin ( aktif atau tersangka)
4. Herpes genetalia atau condiloma accuminata
5. Uretritis karena sebab apapun, termasuk yang sedang dalam terapi
6. Sintitis , disuria atau piuria, sampai penyebabnya ditegakkan
7. Metode sementara sebelum menggunakan kontrasepsi oral atau IUD
Macam-macam kondom:
1. Kulit
a. Dibuat dari membrane usus biri-biri(ceacum)
b. Tidak meregang atau mengkerut
c. Menjalarkan panas tubuh, sehigga dianggap tidak mengurangi sensitivitas selama senggama
d. Lebih mahal
e. Jumlahnya <1% dari semua jenis kondom
2. Lateks
a. Paling banyak dipakai
b. Murah
c. Elastic
3. Plastic
a. Sangat tipis (0,025-0,035mm)
b. Juga menghantarkan panas tubuh
c. Lebih mahal dari kondom lateks
Syarat-syarat standar yang harus dipenuhi oleh kondom :
1. Tes elektronik
a. Untuk menemukan lubang kecil pada kondomm
b. Dasar tes ini : karet tidak menhantarkann arus listrik
2. Test pengisian air
a. Untuk menemukann ada tidaknya lubang pada kondom
Kondom diisi dengan air 300 cc air, diikat, dan diletakkan pada kertas kain
3. Kekuatan kondom
a. Ini merupakan terpenting dari kondom
b. Untuk menentukan kekuatan kondom dilakukan tes
4. Umur kondom
5. Kemasan kondom
6. Ukuran kondom
Ukuran standar kondom adalah :
Panjang : minimal 160 mm
Lebar : minima 45-55 mm
Tebal : max 0,07-0,16 mm
 metode barrier pada wanita :
keuntungannya:
1. Mencegah kehamilan
2. Mengurangi insiden penyakit akibat hubungan seks
Kerugian :
1. Anka kgagalan relative tinggi
2. Aktivitas dan spontamitas hubungan seks harus dihentikan sementara untuk memasang alatnya
3. Perlu dipakai secra konsisten, hati-hati dan terus-menerus pada setiap senggama
Macam-macam barrier pada wanita :
1. Diafragma
Berbentuk mangkok, bberkubah dengan pinggir alas yang fleksible. Alat kontrasepsi ini kuang popular di Negara-negara sedang berkembang, karena memerlukantingkat motivas I yang tinggi untuk memakainya dengan benar da tepat.
Tetapi metode ini masih merupakan alternative yang baik untuk awanita dengan kontraindikasi pemakaian pil oral, IUD atau suntikan. Dan sebelum adanya metode kontrasepsi modern,diafragma merupakan metode kontrasepsi paling efektif yang tersedia untuk wanita.
Metode ini baik juga untuk wanita yang sedang menyusui, wanita yang jarang berseggama sehingga tidak memerlukan perlindungan yang terus-menerus.
Setelah insersi atau pemasangan diafragma dipertahankan pada tempatnya oleh :
a. Tekanan pegas pada pinggir alat diafragma
b. Tonus otot-otot vagina
c. Os pubis atas sympisis pubis.
Tetapi, meskipun sudah dipasang dengan tepat, tetap saja diafragma tidak dapat mencegah dengan sempurna semua spermatozoa untuk memasuki serviks, terutama disekeliling alas diafragma.
Keuntungan diafragma :
a. Sangat efektif (bila dipakai dengan benar)
b. Aman
c. Diawasi sendiri oleh pemakai
d. Hanya dipakai bila diperlukan
e. Dapat dipakai selama haid(tapi ini sangat tidak dianjurkan)
f. Tidak mempengeruhi laktasi
Kerugian :
a. Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai
b. Wanita belum memegang atau manipulasi genetalianya sendiri
c. Untuk pemakaian awal, perlu instruksi dan cara pemasangan dari tanaga yang terlatih
d. Menjadi mahal bila sering dipakai
e. Insersi relative singkat
f. Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat senggama
g. Beberapa wanita mengeluh prihal kebasahan atau becek
Macam-macam diafragma
1) Coil-spring diafragma
2) Flat spring diafragma
3) Arcing spring diafragma
Insersi pada pengeluaran diafragma
Diafragme merupakan metode kontrasepsi yang efektif hanya bila dipakai bersama-sama dengan spermisid dan bila dipasang dan dikeluarka dengan benar.
Umumnya pada insersi, kuba diafragma mengarah ke bawah (bisa juga ke atas), spermisid ditaruh didalam kuba dan disekeliling alas diafragma.


Kontraindikasi :
a. Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus
b. Infeksi traktus urinarius yang erulang-ulang
c. Alergi terhadap lateks
d. Syndrome soktaksik
e. Nyeri pelvis atau nyeri introitus yang disebabkan oleh herpes, episiotomy, introitus yang sangat sempit atau ketat.
f. Post partum ( bayi aterm 6-12 minggu )
g. Ketidak mampuan calon akseptor atau pemasangannya untuk mempelajari dan melaksanakan teknhik insersi yang benar
Efek samping dan komplikasi :
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilamana diafragnma dipakai dengan benar.
Kadang-kadang dapat terjadi :
a. Reaksi alergi
b. Iritasi vagina
c. Infeksi, termasuk infeksi traktus urinerius
Sebab-sebab kegagalan :
a. Ketidaktahuan cara pemasangan yang benar
b. Ukuran diafragma tidak tepat
c. Tejadinya perubahan letak diafragma selama senggama
d. Adanya cacat atau kerusakan diafragma


2. Kap serviks
a. Suatu alat yang hanya menutupi serviks saja
b. Dibandingkan dengan diafragmaa, kap serviks:
 Lebih dalam atau tinggi kubanya, tetapi diameternya lebih kecil
 Umumnya lebih kaku
 Menutupi serviks karena hisapan, bukan karena pegas
c. Zaman dahulu, kap serviks terbuat dari logtam atau plastic,sekarang yang banyak adalah dari karet
Keuntungan :
a. Tidak rusak oleh iklim panas
b. Tidak bereaksi dengan cairan vagina yang asam
c. Tidak rusak oleh minya hewan atau tumbuh-tumbuhan, sehingga dapat dipakai dengan spermisid yang mengandung minyak tersebut.
Kerugian :
Pemasanga dan pengeluarannya lebih sulit karena letak serviks yang jauh di dalam vagina




3. Spons
Spons terbentuuk dari seperti sponge kecil beberbentuk bantal, terbuat dari poliuretane yang mengndunng spermisid. Satu sisi dari spons beberbentuk cekung,nyang berfunsi untuk menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan perubahan leak spons selama senggama.sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah pengeluarannya.
Efek samping :
a. Iritasi atau reaksi alergi
b. Kemungkinan infeksi vagina oleh jamur bertambah besar
c. Kemungkinan terjadinya syndrome syoktoksik

4. Kondom wanita
Alat ini terdiri dari 2 cincin poliuretane yang lentur berbentuk diafragma yang teradapt pada masing-masing ujun dari suatu selubung lunak poliuretane yang longgar.
 spermisid vaginal
adalah zat-zat kimia yang bekerja melumpuhkan spermatozoa di dalam vagia sebelum spermatozoa bergerak ke dalam traktus genetalia internal.
Keuntungan :
1. Aman
2. Sebagai kontrasepsi pengganti untuk wanita dengan kontraindikasi pemakaian pil oral, IUD dll
3. Efek pellumasan pada wanita yang mendekati mnopouse disampng efek proteksi terhadap kemungkinan menjadi hamil.
4. Tidak memerlukan supervisimedic
Kerugian :
1. Angka kegagalan relative tinggi
2. Harus digunakan segera sebelum senggama
3. Karena harus diletakkan dalam-dalam atau tinggi di vagina, ada wanita yang segan untuk meakukannya
4. Hars fiberikan berulang kali untuk senggama yang berturut-turut
5. Dapat menimbulkan iritasi atau rasa pannas pada beberapa wanita
Indikasi :
1. Tambahan pada metode barrier (KONDOM,DIAFRAGMA)
2. Tambahan pada metode rhythm
3. Tambahan pada IUD selama masa subur
4. Tambahan pada kontrasepsi hormonal pada saat awal dari siklus pertama
5. Sebagai metode temporer sebelum menggunkan metode sistematik atau sebelum insersi IUD
6. Fertilitas rendah
7. Senggama yang jarang





Kontraindikasi :
1. Absolute :
a. Kebutuhan akan satu metode dengan efektifitas tinggi karena alas an kesehatan
b. Penggantian seksual foreplay akan mengahambat atau mengahalangi minat seksul
c. Ketidak mampuan penerimaan estetik pada salah satu partner
d. Alergi terhadap spermisid
e. Alergi local kronis, kontak dermatitis genetalia, eksemagenetalia dll
2. Relative ;
a. Penghentian seksual foreply akan mengganggusenggama
b. Fertilitas tinggi
c. Dispareunia
d. Vaginismus
3. Temporer :
a. vaginistis akut
b. penyakit menular aktif
c. condiloma acuminate, herpes dll
d. uretritis,sintitis,disuria,piuria
 metode hormonal
mekanisme kerja kontrasepsi hormone steroid :
kontrasepsi hormonal mempenaruhi :
1. ovulasi
2. implantasi
3. transforgamet
4. fungsi corpus luteum
5. lender serviks
mekanisme kerja esterogen :
1. ovulasi
a. esterogen menghambat ovulasi melalui efek pada hipotalamus, yang kemudian mengakibatkan supresi pada FSH dan LH kelnjar hipofisis.
b. Penghambatan tersebut tam pak dari tidak adanya esterogen pada pertengahan siklus, tidak adanya puncak-puncak FSH dan LH pada pertengahan siklus dan supresi pos ovulasi peninggian progesterone dalam serum dan pregnanedion dalam urin yang terjadi dalam keadaan normal.
c. Ovulasi tidak selalu dihambat oleh esterogen dalam pil oral kombinasi ( yang berisi esterogen 50 mcg atau kurang ), karena esterigen mungkin hanya efektif 95-98% dalam meghambat ovulasi
d. Fungsi hormone endogenous memang diha,bat, tapi tidak seluruhnya.maasih ada sedikit estergen yang dihsilkan ovarium seperti pada fase kolikuler dini siklus haid.
2. Implantasi
a. Implantasi dari blastosit yang sedang berkembang terjadi setelah 6 hari fertilisasi, dan ini dapat dihambat bila lingkungganendometrium tidak berada dalam keadaan optmal.
b. Implantasi dari ovum yang telah dibuahi juga dapat dihambat oleh esterogen dosis tinggi (diethylstilbestrol, ethynil estradiol ) yang diberikan sekitar pertengahan siklus pada senggama yang yidak dilindugi, dan ini disebabkan karena teranggunya perkembangan endometrium uamg normal. Efek inikla yang menjjadi dasar bagi metode kontrasepsi pasca senggama.
3. Transport gamet/ovum
Pada percobaan binatang, transport gamet atau ovum dipercept oleh esterogen, dan ini disebabkan karena efek hormonal pada sekresi dan peristaltic tuba serta kontraktilitas uterus.
4. Luteulysis
a. Yaitu degenerasi dari korpus luteum, yamg menyebabkan penurunan yang cepat dari produksi esterogen dan progesterone oleh ovarium, yang selanjutnmya menyebabkan dilepaskannya jaringan endometrium.
b. Degenerasi dari copus luteum mnyebabkan penurunan kadar progesterone serum dan selanjutnya mwncegah implantasi yang normal, merupakan efek yang mungkin disebabkan oleh pemberian esterogen dosis tinggi pasca senggama.
Mekanisme kerja progesterone :
1. Ovulasi
Ovulasi mungkin dapat dihambat karena terganggunya fungsi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dank arena modifikasi dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan oleh progesterone.
2. Implantasi
a. Implantasi mungkin dapat dicegah bila diberikan progesterobn pra ovulasi. Ini yang menjadi dasar untuk membuat IUD yang mengandung progesterone.
b. Pemberian progesterone ekso genous dapat mengganggu kadar puncajk FSH dan LH., sehingga meskipun terjadi ovulasi produksi progesterone yang berkurang dari corpus luteum mneyebabkan pemnghambatan dari imolantasi.
c. Pemberian progesterone secara sistemik dan untuk jangka waktu yang lama menyebabkan ndometrium mengalami istirahat dan atrhopi.
3. Transport gamet dari ovum
a. Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan progesterone sebelum terjadi fertilisasi.
b. Pengangkutan ovum yang lamvbat dapat menyebabkan peninggian insidens implantasi ektopik ( tubal ) pada wanita yang memakai kontrasepsi yang hanya mengandung progesterone
4. Luteulisis
Pemberiann jangka lama progesterone mungkin menyebabkan fungsi corpuc luteum ang tidak adekuat pad siklus haid yang mempunyai oulasi.
5. Lender serviks yang kental
a. Dalam 48 jam setelah pemberian rogesteron, sidah tampat lengdir serviks yang kental, sehigga motilitas dan daya penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat.
b. Lender serviks yang “bermusuhan” untuk spermatozoa adalah lender yang jumlahnya sedikit, kental, dan seluler serta kurang menunjukan verning dan spinnbarkeit.
Macam-macam kontrasepsi hormone steroid







1. Pil oral kombinasi (POK)
a. Mengandung esterogen dan progesterone
b. Tedapat beberapa macam POK:
- Monophasic
Jumlah dan proporsi hormonnya konstan setiap hari.
- Multiphasic
Dosis hormone bervariasi setiap hari dala satu siklus. Ex pil biphasic dan triphasic
2. Pil sequential
a. terdiri dari esterogen saja untuk 14-16 hari
b. Disusul tablet kombinasi untuk 5-6 hari
3. Pil serial
Sama seperti pil sequential, hanya ditambah dengan 7 tablet plesebo agar ejadi 28 tablet.
4. Pil incremental
a. Esterogen dosis rendah sejak hari pertama siklus, yang perlahan-lahan dinaikkan sampain 0,1 mcg.
b. Progesterone diberikan hanya pada 5 hari terakhir.
2.kontrasepsi mengandung progestin saja :
 Progesterone dan dosis sama = mini-pill.
 Suntikan
 IUD yamg mengandung progestin
 Implant
 Vaginal ring
3.kontrasepsi post-coital
 Morning-after-pill
Kontrasepsi jangka lama yang masih di tliti :
1. Pill-sekali-seminggu
2. Pil-sekali-sebulan
3. Paper pill
a. Hormonny disimpan dalam bahan pembawa kertas yang dapat dimakan, dengan kombinasi hormone yang susunan dan dosisnya konstan
4. Pill unisex untuk pria dan wanita
5. Injectable microspheres dan microcapsules
a. Mengandung progesterone saja.
 pil oral kombinasi (POK)
mekanisme kontraseptif sekunder
pil-oral harus diminum tiap hari agar efektif karena mereka di metabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 atau 2 tablet, maka mungkin terjadi peninggian hormone-hormon alamiah, yang selanjutnya mengakibatkan ovum menjadi matang lalu dilepaskan.
Preparat hormone steroid juga menyediakan mekanisme kontrase[tif sekunder yang dapat melindungi terhadap kehamilan meskipun terjadi ovulasi, misalnya lender servik menjadi sedikit, lebih kental dan seluler, sehingga merupakan barrier fisik terhadap penetrasi spermatozoa. Pada saat yang bersamaan , perubahan-perubahan kelenjar dalam endometrium timbul lebih awal dan dengan intensitas lebih besar, sehingga endometrium tidak berada dalam fase yang sesuai dengan ovulasi dan kurang dapat mendukung ovum yang mungkin dilepaskan dan mengalami fertilisasi.
Esterogen dalam POK :
Yang dipakai adalah 2 senyawa esterogen :
1. Ethinyl estradiol (EE)
2. Mestranol (di ubah di hepar menjadi EE yang aktif )
Dosis yang umum dipakai saat ini : 20-100 mcg, dan yang paling banyak dipakai : 30-35 mcg EE.
Menurut penelitian Heinen (heinen pyramid) : EE= 1,2-1,4 x lebih kuat daripada mestranol
Progestin dalam POK :
Senyawa progestin yang dipakai saat ini adalah :
o Kelompok Norethindrone
1. Norethindone
2. Norethindone asetat
3. Ethynodiol diasetat
4. Lynestrenol
5. Norethynodrel
o Kelompok norgestrel
1. Norgestrel
2. Levonogestrel
3. Desoestrel
4. Gestodene
Dosis progestin dari kelompok norethindrone bervariasi antara 0,4-2 mg. dosis progestin dari kelompok norgestrel bervariasi antara 0,05 – 0,15 mg.
Progestin dari kelompok norgestrel lebih baik dalam mengontrol perdarahan ireguler dibandingkan dengan progestin dari kelompok norethindrone.
Dari penelitian Heinen ( yang menghaasilkan Heinen pyramid ) diketahui bahwa :
1. Progestin bervariasi dalm efek estrogenic, misalnya :
a. Norethynodrel merupakn senyawa dengan daya estrogenic yang relative kuat.
b. Norgestrel dan levonorgestrel tidak mempunyai efek estrogenic
2. Progestin bervariasi dalam efek anti-estrogenik, misalnya :
a. Norethindrone asetat dan norgestrel mempunyai efek anti-estrogenik yang kuat
b. Norethynodrel tidak mempunyai efek anti –estrogenik
c. Ethynodiol diasetat mempunyai efek anti-estrogenik yang relative rendah
3. Progestin bervariasi dalam efek androgenic, misalnya :
a. Norgestrel mempunyai efek androgenic yang relative kuat
b. Etyhnodiol diasetat mempunyai efek androgenic yang sangat rendah
c. Norethynodrel tidak mempunyai efek androgenic
4. Pada wanita tertentu, supresi dari estrogen-endogenous lebih sedikit, terutama bila dosis estrogen-eksogenousnya diturunkan.
5. Estrogen dan progestin mempunyai efek pada progestin mempunyai efek pada bermacam-macam sistem organ tubuh dan menyebabkan rupa-rupa gejala/symptom.
Kontra-indikasi POK
1. Kontra-indikasi absolute :
a. Trombophlebitis atau kelainan trombo-emboli lain.
b. Kelainan cerebro-vaskuler
c. Penyakit jantung iskemik/penyakit A. koroner
d. Karsinoma payudara
e. Neoplasma yang tergantung –pada- estrogen
f. Kehamilan
g. Tumor hepar ( jinak atau ganas )
h. Perdarahan abnormal dari genitalia yang tidak diketahui penyebabnya.
2. Kontra-indikasi relative-kuat :
a. Sakit kepala hebat, terutama yang vaskuler atau migraine.
b. Hipertensi
- Bila pada 3 kunjungan atau lebih ditemukan :
• Diastolic ( istirahat ) >=90 mmHg
• Sistolik ( istirahat )>=140 mmHg
- Diastolic >=110 mmHg pada kunjungan pertama
c. Diabetes mellitus
d. Penyakit kandung empedu yang aktif
e. Fase akut mononucleosis
f. Penyakit sickle cell atau penyakit sickle C
g. Rencana operasi –besar yang memelukan immobilisasi
h. Tungkai-bawah yang di-gips untuk waktu lama atau ruda paksa pada tungkai-bawah
i. Umur>=40 tahun,di iringi dengan factor resiko lain untuk terkena penyakit kardio –vaskuller
j. Umur>=35 tahun dan perokok berat (>=15 batang rokok perhari)
Kontra-indikasi Relatif-Lain
1. Dapat menjadi kontra-indikasi untuk pil-oral :
a. Pre-diabetes atau riwayat keluarga dengan diabetes yang kuat
b. Choletasis selama kehamilan, hiper-bilirubinemia congenital ( Gilbert’s disease )
c. Saat ini memperlihatkan funsi hepar yan terganggu
d. Umur>=45 tahun
e. Post-partum ( aterm ) 10-14 hari
f. Bertambah berat badan 5 kg atau lebih selama minum pil-oral
g. Kegagalan mendapatkan siklus haid yang teratur
h. Penyakit jantung atau penyakit ginjal
i. Keadaan di mana akseptor tidak dapat dipercaya untuk menuruti aturan pemakaian pil-oral misalnya mental retardasi, kelainan psikiatrik berat, alkoholisme dan lain-lain
j. Laktasi
k. Pengobatan dengan rifampisin
2. Dapat diberikan Pil-oral pada wanita dengan persoalan di bawah ini, asal diawasi dengan ketat adakah bertambah buruk atau baik persoalan tersebut :
a. Riwayat keluarga ( orang-tua, saudara)yang meninggal karena miokard-infark sebelum usia 50 tahun.
b. Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
c. Depresi
d. Chloasma atau rambut yang rontok, yang berhubungan dengan kehamilan.
e. Asma bronchial
f. Epilepsy
g. Varises
Secara singkat dapat disebutkan bahwa kontra-indikasi POK adalah sebagai berikut :
1. Kontra-indikasi absolute :
a. Trombophlebitis, penyakit-penyakit troboembolik, penyakit serebrovaskuler, oklusi koroner,atau riwayat pernah menderita penyakit-penyakit tersebut.
b. Gangguan fungsi hepar
c. Karsinoma payudara atau diduga menderita karsinoma payudara
d. Noeplasma yang estrogen –dependen atau diduga menderita neoplasma yang estrogen-dependen
e. Perdarahan genitalia abnormal yang tidak diketahui penyebabnya
f. Kehamilan atau diduga hamil
g. Ikterusobstruktif dalam kehamilan
h. Hiperlipidemia congenital/familial
2. Kontra-indikasi relative :
a. Sakit kepala migraine
b. Hipertensi
c. Leiomyoma uteri
d. Epilepsy
e. Varises
f. Diabetes gestational
g. Bedah-elektif
h. Wanita berumur > 35 tahun
Memilih Pil-oral Kombinasi :
POK saat ini mengandung jauh lebih sedikit estrogen atau progestin dibandingkan pil sejenis yang pertama kali di pasarkan dalam tahun 1960.
Setelah dipertimbangkan hal-hal seperti kontra-indikasi, keuntungan-kerugian dan lain-lain, maka masih ada 10 pertimbangan lainnyayang perlu diperhatikan oleh petugas medis dalam menentukan POK mana yang akan diusulkan/diberikan :
Sepuluh pertimbangan tersebut adalah :
1. Pil-oral yang diberikan harus mempunyai resiko yang sekecil-kecilnya terhadap timbulnya komplikasi yang berat maupun yang ringan
2. Komponen esterogen dapat menyebabkan efek yang kurang menguntungkan
3. Komponen progestin di dalam beberapa Pil-oral, yang kadang-kadang mempunyai efek androgenic disamping efek progestional, dapat menimbulkan efek yang kuran menguntungkan.
4. Belum diketahui dengan jelas komponen mana dalam Pil-oral yang menyebabkan komplikasi-komplikasi tertentu.kedua komponen , baik yang estrogenic dan yang progestational, dapat berperan untuk terjadinya efek yang tidak menguntungkan.
5. Efek estrogenic, progestational dan androgenic dari Pil-oral mempunyai pengaruh pada organ-organ dan jaringan –jaringan tubuh tertentu ( kulit,uterus, ovarium,otak,payudara,arteri,vena dll)
6. Potensi dari estrogen dn progestin di dalam Pil-oral tidak dapat dihubungkan dengan dosis dalam pil-oral atas dasar miligraam-demi-miligram
7. Merokok menambah resiko timbulnya komplikasi Pil-oral yang serius, terutama penyakit kardiovaskuler
8. Bila seorang akseptor memakai Pil-oral yang berisi 35 mcg estrogen atau kurang , dan cocok dengan Pil-oral tersebut serta tidak ada komplikasi maupun tanda-tanda bahaya, maka biasanya akseptor dapaat meneruskan Pil-oral tersebut.
9. Pil-oral terbukti memiliki keuntungan non-kontraseptif yang besar, misalnya Pil-oral dapat dipergunakan untuk mengobati perdaarahan disfungsional uterus, dismenore, endometriosis, penyakit payudara jinak, acne,hirsutism, kista ovarium disfungsional, atau sebagai terapi-pengganti.
10. Kebanyakan efek non-kontraseptif yang menguntungkan dari POK tampaknya terjadi pada preparat-preparat dengan dosis estrogen yang rendah (<50 mcg).
Pil-oral Biphasic dan Triphasic
Pil-oral Biphasic dan Triphasic dibuat dengantujuan meniru pola hormonal dari silkus haid. Dosis hormone sehari-hari berubah selama siklus, jadi tidak konstan terus seperti pada POK konvensional.
1. Pil-oral biphasic :
Berisi : 35 mcg EE + 0,05 mg norethindrone untuk hari 1-10, 35 mcg EE + 1,0 mg norethindrone untuk hari 11-21 dari tiap siklus.
2. Pil-oral triphasic :
 Berisi 35 mcg EE + 0,05 mg levonorgestreluntuk hati 1-6
 40 mcg EE + 0,075 mg levonolgestrel untuk hari 7-11
 30 mcg EE + 0125 mcg levonorgestrel untuk hari 12-22
Keuntungan Pil-oral Triphasic :
1. Dosis progestin lebih rendah
2. Efek metabolic, yang berhubungan dengan progestin, lebih sedikit, antaraa lain terhadaap lemak darah, tekanan darah dan metabolism karbohidrat. Dengan semakin rendahnya kadar progestin, maka komplikasi yang disebabkan oleh progestin dapat diturunkan.
Komplikasi tersebut antara lain hipertensi, penurunan HDL-kolesterol, dilaatasi vena tungkai bawah, acne dan kulit berminyak, sindroma kongesti pelvis,depresi,rasa elah, libido yang menurun, icterus choolestatic,monilia vaginitis.
3. Merupakan pil-oral generasi baru dan bereda dengan yang lama. Kadang-kadang bentuk baru ini menyebabkan penerimaan aksepror bertambah besar, idem dengan petugas KB.



Kerugian Pil-oal triphasic :
1. Pemakaian 3-4 macam warne dari Pil-oral dapat mengacaukan dan menyulitkan si pemakai.
2. Kejadian perdarahan –bercak (spotting) dan perdarahan –menyerupai –haid(breakthrough bleeding) yang sama atau sedikit lebih tinggi daripada Pil-oral dosis-rendah yang sudah popular.
3. Fleksibilitas kurang bagi petugas KB misalnya memulai Pil-oral pada hari yang berbeda dengan yang dianjurkan oleh pabrik pembuatnya. Ada Pil-oral triphhasic yang dimulai pada haari pertama haid tanpa memperhatikan jatuh pada hari apa, ada Pil-oral triphasic yang harus dimulai pada hari minggu ( di Amerika serikat )
Efek samping dan komplikasi POK :
Dapat dibagi dalam 2 kelompok :
1. Gejala-gejala :
a. Disebabkan oleh esterogen yang berlebihan:
- Muntah
- Pusing/sakit kepala
- Payudara lebih membesar dan terasa lebih nyeri
- Oedema atau retensi cairan tubuh
- Berat badan yang bertambah
b. Disebabkan progestin yang berlebihan :
- Nafsu makan yang bertambah besar
- Rasa lelah
- Juga terjadi penambahan berat badan
2. Gejala-gejala yang berhubungan langsung dengan siklus haid
a. Umumnya Pil-oral mempunyai efek menggantungkan padda aaspek haid seperti :
- Siklus menjadi lebih teratur
- Lamanya haid menjadi leih singkat
- Jumlah darah haid berkurang
- Berkurangnya gejala sakit perut
- Hilangnya atau berkurangnya ketegangan pra-haid
Beberapa pertimbangan praktis dalam manajemen klinis penggunaan Pilo-oral kombinasi :
1. Akseptor POK yang baru, harus di reevaluasi selama 3-6 bulan pertama. Setelah akseptor minum POK selama 3-6 bulan, dan ternyata tidak mempunyai keluhan atau masalah, dan ingin meneruskan Pil-oralnnya maka dapat diberikan sekaligus Pil-oral-nya untuk 6 bulan berikutnya, ini dalam rangka mengurangi angka diskontinuitas pemakaian Pil-oral.
2. Beritahukan tanda-tanda bahaya dini dari Pil-oral pada setiap kunjugan akseptor
3. Berat badan, tekanan darah, pap smear dan pemeriksaan ginekologis harus dilakukan pada pemeriksaan pertama. Pap smear diulangi tiap tahun.
4. Pemeriksaan mammografi dianjurkan diperiksa sekali untuk wanita berusia 35-40 tahun, dan setiap tahun pada usia > 40 tahun.
Kuntungan non-kontraseptif dari POK :
1. Masalah yang berhubungan dengan haid, di mana Pil-oral :
a. Mengurangi rasa nyeri selama haid ( dismenore ). Sebabnya : POK di duga menghambat pproduksi prostaglandin.
b. Mengurangi lama/hari perdarahan haid
c. Mengurangi jumlah darah haid
d. Menyebabkan sikliu haid lebih teratur
e. Meniadakan mittelsschmerz ( sakit yang timbul saat ovulasi )
f. Mengurrangi anemia ( fe-defisiensi )
g. Kadang-kadang mengurangi ketegangan pra-haid ( gelisah, mudah tersinggung, emosi yang tidak stabil dan depresi ) yang terjadi 7-10 hari sebelum haid yang akaan datang.
Pil-oral sekali-sebulan :
Banyak dipakai di RRC, antara lain :
1. 3 mg Quinestrol +12 mg d,I-noegestrel
2. 2. Progestin
3. Pil liburan = vacation Pills
 kontrasepsi berisi progestin saja
kontrasepsi berisi progestin saja meliuti segolongan besar metode kontrasepsi yang semakin hari semakin berkembang, dimana pada saat ini telah tersedianantara lain :
1. Mini-pil ( tablet pil berisi progestin saja )
2. Suntikan progestin yang long-acting
3. Implant
4. IUD berisi progestin
Sedangkan yang masih dalam penelitian :
1. Suntikan dengan jangka waktu kerja lebih pendek
2. Implant yang diogradable
3. Injeksi micrhosperes dan microcapsules
4. Vaginal ring berisi hormone
a.mini Pil
mekanisme kerja Mini-Pil :
mekanisme kerja mini-pil ini belum jelas benar. Tampaknya cara kerja Mini-Pil tergntung pada kombinasi beberapa mekanisme, antaraa lain:
1. Mencegah terjadinya beberapa ovulasi pada beberapa siklus
2. Perubahaan dalam motolotas tuba
3. Perubahan dalam fungsi corpus luteum
4. Perubahan lender serviks, yang mengganggu motilitas atau daya hidup spermatozoa
5. Perubahan dala endometrium sehingga implantasi ovum yang telah dibuahi tidak munngkin terjadi.
Efek samping Mini-Pil
1. Mini-Pil dikembangkan dari keinginan untuk mencari suatu kontrasepsi oral dengan efek samping seminimal mungkin. Dengan menghilangkan estrogen dan mengurangi dosis progestinnya, diharapkan tidak timbul keluhan-keluhan seperti pusing, mual, sakit kepala, nyeri payudara.
2. Meskipun Mini-Pil jauh lebih sedikit menimbulkan efek samping tersebut, keuntungan ini masih kalah dibandingkan kerugiannya yaitu adaanya perubahan dan gangguan pola haid, yang disebabkan oleh pemberian progestin tanpa estrogen.
b.kontrasepsi suntikan
Mekanisme kerja kontrasepsi suntikan :
1. Primer : mencegah ovulasi
Kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH ( LH surge ). Respons kelenjar hipofisis terhadap gonadotropin releasing hormone eksogenous tidak berubah, sehingga member kesan proses terjadi di hipotalamus daripada di kelnjar hipofisis. Ini berbeda denga POK, yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada kelenjar hipofisis. Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-estrogenik.
2. Sekunder :
a. Lender serviks menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan barrier terhadap spermatozoa.
b. Membuat endometrium menjadi kurang baik/layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi
c. Mungkin mempengaruhi kecepataan transport ovum di dalam tuba falopi
Efek samping :
1. Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi dan yang paling mengganggu
2. Berat badan yang bertambah
3. Sakit kepala
4. Pada sistem kardiovaskuler efeknya sangat sedikit, mungkin ada sedikit peninggian dari kada insulin dan penurunan HDL kolesterol
c.implant
Dikenal dua macam implant :
1. Non-biodegradable implant :
a. Norplant ( 6 kapsul ), berisi hormone levonogestrel, daya kerja 5 tahun
b. Norplant-2 ( 2 batang ), idem, daya kerja 3 tahun
c. Satu batang, berisi hormone 3-keto desogestrel, daya kerja 2,5-4 tahun
2. Biodegradable implant
Yang sedang diuji coba saat ini
a. Capronor
b. Pellets
Kontra indikasi implant :
1. Kehamilan / diduga hamil
2. Perdarahan traktus genitalia yang tidak dikeyahui penyebabnya
Mekanis me kerja implant :
1. Mekanisme kerja yang tepat dari implant belum jelas benar
2. Seperti kontrasepsi lain yang hanya berisi progestin saja, implant tampaknya mencegah terjadinya kehamilan melalui beberapa cara :
a. Mencegah ovulasi
b. Perubahan lender serviks menjdi kental dan sedikit , sehingga menghambat perkembangan spermatozoa
c. Menghambat perkembangan siklis dari endometrium

d.cincin vaginal
vaginal ring berbeda dengan metode kontrasepsi hormonal berdaya kerja panjang yang baru, karena vaginal ring tidak disuntikkan atau dipasang di bawah kulit tetapi diletakkan di bawah vagina dan dibiarkan disitu dan dapat dikeluarkan setiap saat.
Persamaannya : vaginal ring juga melepaskan hormone dengan perlahan-lahan
Dikenal 3 macam vaginal ring :
1. Vaginal ring levonorgestrel
2. Vaginal ring progesterone
3. Vaginal ring kombinasi progestin-esterogen.



Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR )
Intra uterin devices
Penggolongan IUD
1. Un-Medicated Devices = Inert Devices
= First Generation Devices
Ex:
a. Grafenberg ring
b. Ota ring
c. Margulies coil
d. Lippes Loop (di anggap IUD standar)
e. Saf-T-Coil
f. Delta Loop : Modified Lippes Loop D: penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi post-partum.

2. Medicated Devices = Bio-Active Devices
= Second Generation Devices
a. Mengandung Logam:
-. AKDR-cu Generasi Pertama (First Generation Copper Devices):
* CuT-200 = Tatum-T
* Cu-7 = Gravigard
* MLCu-250

-. AKDR-Cu Generasi Kedua (Second Generation Copper Devices):
* CuT-380A = Paragard
* CuT-380Ag
* CuT-220C
* Nova-T = Novagard : mengandung Ag
* Delta-T = Modified CuT-220C :
Penambahan benang chromic catgut pada lengan atas, terutama untuk insersi post-partum.
* MLCu-375
b. Mengandung Hormon: Progesterone atau Levonorgestrel
-. Progestasert = Alza-T, dengan daya kerja 1 tahun.
-. LNG-20 : mengandung Levonorgestrel
Penggolongan lain dari IUD berdasarkan :
1. Konfigurasi
2. Regiditas
3. Luas permukaan
4. Macam bahan asal
Mekanisme Kerja IUD:
1. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam cavum uterisehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi akan terganggu.
2. Produksi lokal prostaglandine yang meninggi yang menyebabkan terhambatnya implantasi.
3. Gangguan / terlepasnya blastosyt yang telah berimplantasi di dalam endometrium
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba faloppii.
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
6. Mencegah spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi).





Efektivitas dari IUD:
1. Dari macam-macam UID:
a. UIDnya:
• Ukuran
• Bentuk
• Mengandung Cu atau progesterone
b. Akseptor:
• Umur
• Paritas
• Frekuensi senggama
2. Dari faktor umur dan paritas:
• makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran IUD.
• makin muda usia, terutama pada nulligravid makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan / pengeluaran IUD.

Angka Kegagaln IUD:
1. Pada umumnya: 1-3 kehamilan per 100 wanita/ thn
2. lippes Loop dan First Generation Cu- IUD: 2 kehamilan per 100 wanita/ thn
3. Second Generation Cu- IUD : < kehamilan 1 per 100 wanita/ thn
1,4 kehamilan per 100 wanita setelah 6 tahun pemakaian
Kontra Indikasi insersi IUD:
1. Kontra Indikasi absolut:
a. Infeksi pelvis yang aktif
b. Kehamilan / persangkaan kehamilan

2. Kontra Indikasi relatif kuat:
a. Partner seksual yang banyak
b. Partner seksual yang banyak dari partner akseptor IUD
c. Kesukaran memperoleh pertolongan kegawatdaruratan bila terjadi komplikasi
d. Pernah mengalami infeksi pelvis yang rekuren, post partum endometritis/
abortus febrilis dalam 3 bulan terakhir
e. Cervicitis akut / purulent
f. Kelainan darah
g. Riwayat kehamilan ektopik
h. Gangguan respon tubuh terhadap infeksi

3. Keadaan lain:
a. Penyakit katup jantung
b. Keganasan endometrium / serviks
c. Stenosis serviks yang berat
d. Uterus yang kecil
e. Endometriosis
f. Myoma uteri
g. Polip endometrium
h. Kelainan kongenital uterus,dll

Ukuran dan macam IUD:
a. Makin kecil IUD, makin mudah insersinya dan makin tinggi ekspulsinya
b. Makin besar IUD, makin sukar insersinya dan makin rendah ekspulsinya

1. Medicated IUD
a. Copper IUD
Ex: CuT-200, CuT-200B, CuT-200Ag, CuT-220C, CuT-380A, CuT-380Ag, CuT-380S, Nova-T, MLCu-250, MLCu-375, Cu-7, MPL-Cu 240Ag, Utering 330 Cu
Keuntungan Cu-IUD
1. ekspulsilebih jarang, baik pada insersi interval, post partum maupun post abortus
2. kehilangan darah haid lebih sedikit
3. dapat lebih ditolerir bagi wanita yang belum punya anak/ wanita dengan paritas rendah
4. ukuran tabung insreter lebih kecil

Kerugian Cu IUD:
1. perlu diganti setelah pemakaian beberapa tahun
2. lebih mahal


b. IUD yang Mengandung Hormon
1. Progestasert-T = Alza T

Keuntungan IUD yang mengandung hormon:
 mengurangi volume darah haid
Kerugian IUD yang mengandung hormon :
1. Jauh lebih mahal dari pada CuIUD
2. harus diganti setelah 18 bulan
3. lebih sering menimbulkan perdarahan mid-siklus dan spotting
4. insuidens kehamilan ektopik lebih tinggi

Efek samping dan komplikasi IUD:
1. Pada saat insresi IUD:
• Rasa sakit / nyeri
• Muntah, keringat dingin dan syncope
• Perforasi uterus


2. Di kemudian hari:
• Rasa sakit dan perdarahan
• Embedding Displacement
• Infeksi
• Kehamilan intra uterine
• Kehamilan ektopik
• Ekspulsi
• Komplikasi lain
3. IUD yang mengandung hormon
 LNG- 20

4. Frameless IUD
a. CuFix- 360
b. Fundus Fixing Reversible Sterilization






Kontrasepsi Post-Coital ( kontrasepsi pasca senggama )

Macam-macam metode Kontrasepsi post- coital
1. Morning- after pill
a. Pil oral kombinasi
Yang perlu diketahui oleh akseptor:
• Minum 2 tablet dalam jangka waktu 72 jam setelah senggama lalu minum lagi 2 tablet 12 Jm setelah dosis pertama
• Timbul rasa mual
• Setelah haid timbul, segeralah memakai metode kontrasepsi lain.
b. Estrogen dosis tinggi per oral
c. Progestin dosis tinggi

2. Morning- after IUD insertion
a. Cu-T atau Cu-7 merupakan pilihan utama sebagai metode kontrasepsi post- coital
b. Insersi IUD post coital harus dilakukan dalam jangka waktu 5-7 hari setelah senggama yang tidak terlindungi
c. Mekanismenya:
 Mencegah implantasi dari ovum yang telah dibuahi
d. metode ini tidak boleh / jangan digunakan pada:
• Nulligravid
• Wanita dengan partner seksual yang banyak
• Wanita yang mengalami kejahatan seksual
• Wanita dengan riwayat Pelvic Imflammatory Desease (PID)









Kontrasepsi mantap wanita = kontap wanita ( medis operatif wanita = mow )
A. Kontrasepsi Mantap Wanita per- Abdominal / trans-Abdominal

 Laparotomi
 Hanya diperlukan bila cara-cara kontap lainnya gagal atau timbul komplikasi.

Mini-laparotomi = mini – lap
Dapat dilakukan:
1. Sub- umbilikal / Infra- umbilikal
a. Post-partum

Keuntungan Mini- Laparotomi Post- Partum:
1. Aman
2. Mudah
3. Wanita yang baru melahirkan umumnya mempunyai motivasi tinggi untuk mencegah mendapatkan lebih banyak anak
4. Hospitalisasi hanya sekali saja

Kerugian Mini- Laparotomi Post- Partum :
1. Risiko komplikasi, kesalahan dan kegagalan teknis sedikit lebih tinggi
2. Perdarahan yang mungkin terjadi dapat lebih banyak selama kehamilan
3. Saat melahirkan, bakteri dapat masukke dalam rongga pelvis
Efektivitas Mini- Laparotomi Post- Partum :
1. Angka kegagalan : 0- 2,7 kehamilan per 100 wanita
2. Yang harus diingat, bila terjadi kehamilan karena reanastomosis tuba atau fistula tuba adalah kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik.
2. Supra- pubis / Mini- Pfannenstiel
a. Post- abortus
b. Interval = dilakukan pada saat bukan post partum atau post – abortus

Efektivitas Mini-Laparotomi Supra-Pubis :
1. Angka kegagalan : 0,2 – 0,8 per 100 wanita
2. Ingat selalu kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik apabila terjadi kehamilan setelah kontap
Kontra Indikasi Mini-Laparotomi (sub- umbilikal / supra pubis)
1. Kontra Indikasi absolut:
a. Infeksi peritoneum
b. Kehamilan (untuk kontap interval)
2. Kontra Indikasi relatif:
a. Adhesi pelvis
b. Obesitas
c. Penyakit jantung
d. Hipertensi
e. Massa tumor dalam pelvis
f. Diabetes mellitus
g. Penyakit-penyakit perdarahan
h. Keadaan gizi yang buruk
i. Anemia berat
j. Hernia umbilikal / hernia hiatal

Komplikasi Mini-Laparotomi:
1. Komplikasi mayor
2. Komplikasi minor
Risiko timbulnya komplikasi tergantung pada:
1. Macam tindakan / prosedur
2. Pengalaman operator
3. Karekteristik wanita
4. Adanya riwayat penyakit diabetes mellitus dan penyakit paru-paru
Keuntungan Mini-Laparotomi:
1. Mudah dipelajari
2. Dapat dikerjakan oleh setiap tenaga medis
3. Hanya memerlukan alat-alat yang sederhana
4. Hanya timbul komplikasi minor
5. Dapat dilakukan segera seta]elah melahirkan

Kerugian Mini-Laparotomi :
1. Waktu lebih lama dibandingkan dengan laparoskopi
2. Sukar pada wanita yang sangat gemuk
3. Meninggalkan luka parut
4. Rasa sakit abdomen yang singkat
5. Angka kejadian infeksi luka operasi lebih tinggi dibandingkan dengan laparoskopi
 Laparoskopi
 => Suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen.
Di pakai untuk:
1. Diagnostik non- chirurgis : ex: infertilitas
2. Diagnostik chirurgis : ex : biopsi, aspirasi cairan
3. Therapeutik chirurgis : ex: kontap wanita
Kontra Indikasi Laparoskopi:
1. Kontra Indikasi absolut:
a. Infeksi peritoneal
b. Penyakit jantung dan paru-paru berat

2. Kontra Indikasi relatif
a. Hernia umbilikalis
b. Pernah operasi abdominal
c. Obesitas
d. Imflammasi pelvis yang akut/ kronis, dll
Keuntungan Laparoskopi:
1. Komplikasi rendah
2. Cepat (rata-rata 5-15 menit)
3. Insisi kecil
4. Dapat dipakai untuk diagnostik / terapi
5. Kurang menyebabkan rasa sakit
6. Sangat berguna bila calon akseptor banyak
Kerugian Laparoskopi:
1. Risiko komplikasi dapat serius
2. Memerlukan pneumo-peritoneum dengan segala akibatnya
3. Lebih sukar dipelajari
4. Memerlukan keahlian dan keterampilan dalam membedah abdomen
5. Harga peralatannya mahal dan memerlukan perawatan yang teliti
6. Tidak dianjurkan untuk digunakan segera pist partum





B. Kontrasepsi Mantap Wanita per- Vaginal / Transvaginal
 Kolpotomi
Keuntungan Kolpotomi:
1. Dapat dilakukan secara rawat jalan
2. Hanya memerlukan waktu 5-15 menit
3. Cukup dengan neurolept-analgesia + anestesi lokal
4. Rasa sakit post operastif lebih kecil
5. Tidak ada insisi abdominal
6. Peralatan yang dipakai sederhana
7. Morbiditas dan komplikasi mayor rendah
8. Angka kegagalan rendah (kira-kira 1 %)
Kontra indikasi Kolpotomi:
1. Uterus anteversi
2. Infeksi
3. Massa adnexa
4. Perlekatan-perlekatan
5. Obesitas
6. Vagina yang sempit, dalam atau stenotik
 Kuldoskopi
Keuntungan Kuldoskopi:
1. Tidak meninggalkan luka parut eksternal
2. Hanya memerlukan neurolept-analgesia + annestesi lokal
3. Dapat dikerjakan secara rawat jalan
4. Peralatan lebih sederhana
5. Waktu operasi kira-kira 10 menit
6. Komplikasi dan morbidilitas rendah
7. Tidak memerlukan pneumo-peritoneum buatan
8. Elektro- koagulasi jarang dikerjakan

Kerugian Kuldoskopi:
1. Posisi akseptor yaitu posisi lutut-dada yang mungkin kurang menyenangkan baginya




Kontra Indikasi Kuldoskopi:
1. Pelvic imflammatory disease
2. Infeksi lokal dari vagina dan serviks
3. Cavum douglas yang terfixeer
4. Kehamilan
5. Segera post partum
6. Obesitas
7. Endometriosis cavum douglas
8. Tumor pelvis
9. Massa adnexa / perlekatan- perlekatan
10. penyakit kardio- respiratoir berat

C. Kontrasepsi Mantap Wanita Transcervical / Transuterine
 Histeroskopi
Prinsipnya sama seperti laparoskopi, hanya saja histeroskopi tidak dipakai trocar, tetapi suatu vakum cervical adaptor
Keuntungan Histeroskopi:
1. Sederhana
2. Mudah dipelajari
3. Relatif murah
4. Anestesi menimal
5. Dapat dikerjakan secara rawat jalan
6. Tidak diperlukan insisi

Kerugian Histeroskopi:
1. Risiko perforasi uterus dan luka bakar
2. Angka kegagalan tinggi
3. Risiko kehamilan ektopik
4. Sering timbul kesulitan teknis dalam mencari lokasi orificium tubae
5. Oklusi tuba fallopii mungkin tidak segera efektif

Kontra Indikasi Histeroskopi:
1. Semua penyakit traktus genitalia wanita
2. Infeksi traktus genitalia wanita
3. Keadaan dimana risiko tindakan histeroskopis akan menambah beratnya keadaan tsb.

Komplikasi Histeroskopi:
1. Gejala-gejala karena vaso-vagal refleks
2. Perdarahan
3. Infeksi
4. Perforasi uterus
5. Perforasi / luka bakar usus
6. Gejala-gejala masuknya gas intra-vaskuler

Kontrasepsi mantap pria = vasektomi ( medis operatif pria = MOP )
Dasar dari kontap-pria:
Oklusi vas deferens, sehingga menghambat perjalanan spermatozoa dan tidak didapatkanspermatozoa di dalam semen / ejakulat (tidak ada penghantaran spermatozoa dari testis ke penis)
Keuntungan Kontap-Pria:
1. Efektif
2. Aman, morbidilitas rendah dan hampir tidak ada mortalitas
3. Sederhana
4. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
5. Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja
6. Biaya rendah
7. Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter/ paramedis wanita.

Kerugian Kontap-Pria:
1. Diperlukan suatu tindakan operatif
2. Kadang-kadang menyebabkan komplikasi,ex: perdarahan / infeksi
3. Kontap-pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa
4. Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual

Kontra indikasi Kontap-Pria:
1. Infeksi kulit lokal
2. Infeksi traktus genitalia
3. Kelainan skrotum dan sekitarnya
4. Penyakit sistemik
5. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil
Efek samping dan komplikasi Kontap-Pria:
1. Komplikasi minor
Ex: ecchymosis, pembengkakan, rasa sakit
2. Komplikasi mayor
Ex: hematoma, infeksi, sperma granuloma, komplikasi lainnya

• Efek Kontap-Pria pada fungsi testis dan hormon pria
1. Tidak menimbulkan efek pada fungsi testis dan spermatogenesis
2. Tidak ditemukan perubahan dalam hormon gonadotropin hypofisis atau testoteron

• Efek psikologis dari Kontap-Pria
1. Rasa takut “ trauma “ tubuh
2. Rasa takut “ trauma “ seks
3. Rasa takut “ trauma “ keluarga
4. Rasa takut “ trauma “ moral
5. Rasa takut “ trauma “ kelompok / golongan

laktasi
ASI merupakan sumber nutrisi dan immunitas yang paling baik untuk bayi yang sedang tumbuh kembang dan dapat menunda fertilitas post partum. Selain itu perlu diketahui oleh para ibu-ibu bahwa menyusui mempunyai efek maksimal sebagai suatu kontrasepsi. Namun, laktasi bukan merupakan metode kontrasepsi yang dapat diandalkan karena tetap saja antara 3-12 % akan menjadi hamil lagi sebelum kembalinya haid pertama setelah melahirkan.
Efek kontrasepsi dari laktasi
Ovulasi umumnya mendahului haid pertama post-partumdan bila ibu tidak menggunakan kontrasepsi, kurang lebih 1 dari 10 ibu akan hamil lagi meskipun masih tetap belum mengalami haid lagi/ amenore.
Hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI, juga mengurangi kadar hormon LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan siklus haid.
Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif terhadap perangsangan gonadotropin yang memang sudah rendah., dengan akibat timbulnya inaktivitas ovarium, kadar estrogen yang rendah dan anovalasi
Makin lama ibu menyusui bayinya, makin cenderungbahwa haid akan terjadi kembali selama masa menyusui tersebut, dan makin cenderung timbul ovulasi yang mendahului haid pertama post-partum tadi. Makin sering bayi menghisap ASI, makin lama kembalinya/ tertundanya haid ibu.
Laktasi dapat merupakan suatu metode efektif untuk mengatur fertilitas bagi suatu populasi, tetapi efektifitas laktasi tidak dapat ditentukan / diramalkan untuk seorang wanita secara individual, terutama bagi wanita-wanita dengan pola laktasi dan pemberian minuman suplementasi seperti di negara-negara maju.
Metode kontrasepsi yang dapat dipilih untuk ibu yang menyusui:
1. Abstinens
2. KB alamiah / Fertility Awareness Methods
3. Spermisid
4. Metode barier
5. IUD
6. Kontap-wanita
7. pil-oral
8. Kontrasepsi berisi progestin saja
Efek kontrasepsi pada bayi yang mendapat ASI:
1. Bila seorang ibu masih menyusui bayinya hamil lagi dan tetap meneruskan laktasi, maka bayi yang mendapat asi tersebut akan mendapat lebih banyak progesterone-alamiah yang ada di dalam ASI
2. Kadar Medroxyprogesterone asetat di dalam ASI adalah sama dengan kadarnya di dalam darah ibu, sedangkan Norgestrel di dalam ASI hanya 1/5 -1/10 kadar di dalam darah ibu
3. Jumlah estradiol dari pil-oral dengan kadar 50 mcg, hanya di temukan sedikit sekali di dalam ASI dan tidak melebihi transfer pada ibu yang mengalami ovulasi dan masih menyusui.
4. Pemakaian metode kontrasepsi barier dan spermisid tidak menimbulkan efek apapun pada bayi yang mendapat ASI.

Penelitian metode-metode baru kontrasepsi
A. Penelitian Metode-Metode Baru Kontrasepsi untuk wanita
1. Cryo- Surgery Uterus (Transcervical)
2. Vaksin untuk Pengaturan Fertilisasi
Secara tradisional, vaksin dimaksudkan untuk mendapatkan suatu respon immunologik yang melindungi terhadap penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh mikro-organisme dan memiliki sifat-sifat serta karekteristik ssb:
a. Memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit infeksi
b. Merupakan satu-satunya cara yang tersedia untuk melindungi / mengendalikan terhadap suatu penyakit
c. Dikembangkan untuk memberi efek protektif jangka panjang
d. Vaksin ditujukan terhadap antigen asing atau “non -self” antigen

B. Penelitian Metode-Metode Baru Kontrasepsi untuk Pria
1. Gossypol
2. LHRH Analogues
3. Hormon-hormon steroid yang berdaya kerja panjang
4. Inhibin
5. Vas Occlusive Devices
6. Fulgurasi perkutaneus
7. Zat-zat kimia

























BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal. KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah menikah, Anda bisa ber-KB.Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan, atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas kesadaran sendiri.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
Umumnya perempuan yang menghendaki pembatasan jumlah anak adalah perempuan yang sudah punya kesempatan belajar dan mencari nafkah sendiri, serta statusnya cukup setara dengan laki-laki dalam masyarakatnya.
Ada 5 corak metoda KB:

1. Metoda perintang, yang bekerja dengan cara mengahlangi sperma dari pertemuan dengan sel telur (merintangi pembuahan).
2. Metoda hormonal, yang mencegah indung telur mengeluarkan sel-sel telur, mempersulit pembuahan, dan menjaga agar dinding-dinding rahim tak menyokong terjadinya kehamilan yang tak dikehendaki.
3. Metoda yang melibatkan alat-alat yang dimasukkan ke dalam rahim (IUD), gunanya untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma.
4. Metoda alamiah, yang membantu Anda mengetahui kapan masa subur Anda, sehingga Anda dapat menghindari hubungan seks pada masa itu.
5. Metoda permanen, atau metoda yang menjadikan Anda taua pasangan Anda tidak bisa lagi memiliki anak untuk selamanya; lewat suatu operasi.
B. Saran
Jutaan perempuan di seluruh dunia selama ini sudah menggunakan metoda-metoda KB yang kami paparkan dalam halaman-halaman sebelumnya. Malahan metoda-metoda itu lebih aman ketimbang hamil dan bersalin. Bila Anda memilih untuk tetap ber-KB. Sebagian perempuan menginginkan banyak anak – khususnya di tengah-tengah masyarakat-masyarakat yang miskin, tak memperoleh pembagian tanah yang adil, sumberdaya kurang, dan keuntungan social tipis. anak-anak membantu pekerjaan orangtua sehari-hari, dan merawat mereka di usia lanjut. di banyak tempat, jumlah anak yang sedikit dianggap sebagai kemewahan (hanya orangtua yang berkecukupan saja yang mampu mengurangi jumlah anak).
Tetapi sebagian perempuan lain menganggap bahwa anyaknya anak justru makin memiskinkan keluarga, dan mempersualit pengentasan nasib mereka. banyak orangtua yang sedih dan menyesal karena kebanyakan anak; tidak mampu memberi mereka penghidupan yang layak; tak mampu menyekolahkan mereka sampai jenjang yang tinggi, dan akibatnya anak-anak mereka itu tak mendapat peluang memperbaiki generasi mereka.
Yang jelas, tak peduli di manapun (dalam masyarakat apapun) Anda berada, Anda akan lebih sehat, dan melahirkan anak-anak yang jauh lebih sehat, bila Anda memegang kendali atas penentuan berapa banyak anak yang akan anda miliki, dan kapan akan hamil.
Mungkin Anda sudah mengalami sendiri desakan-desakan dari segala penjuru untuk ber-KB atau sebaliknya agar jangan ber-KB. Memang nasihat-nasihat orang lain bisa diambil manfaatnya, tetapi mau ber-KB atau tidak, sepenuhnya adalah keputusan Anda sendiri.
Kalau Anda sudah mengambil keputusan akan ber-KB, kini tiba saatnya memilih metoda yang paling cocok. Agar Anda mampu memilih dengan tepat, Anda harus mempelajari untung-rugi tiap metoda lebih dahulu.





DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, hanafi.2004.keluarga berencana dan kontrasepsi.pustaka sinar harapan : Jakarta.
\Hasil Penelusuran Gambar Google untuk http___ictjogja.net_kesehatan_B1_8_condom1.jpg.mht


[makalah sebelum penilaian,, harap di cek ulan9...]

1 komentar: