Rabu, 11 April 2012

Recommended : Bidadari-Bidadari Surga *Tere Liye*

Mungkin banyak sekali penulis novel yang menceritakan tentang wanita dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Namun, penulis yang satu ini lain. Melalui “Bidadari-Bidadari Surga”, Tere Liye berhasil menempatkan wanita dalam apresiasi tertinggi. Tak hanya menyorot sisi ketegaran tokoh utama bernama Laisa, Tere Liye juga menyajikan kisah-kisah perjuangan dan kerja keras yang sangat menginspirasi. Masih dengan gaya bahasanya yang khas dan alur maju mundur yang membuat pembaca penasaran, Tere Liye mengajak pembaca untuk terlebih dahulu melihat kesuksesan adik-adik Laisa. Dalimunte, Wibisana dan Ikanuri, serta Yashinta merupakan adik-adik Laisa yang menakjubkan. Mereka hidup sangat sederhana di bawah didikan Mamak dan Kak Laisa yang sangat tegas dan disiplin. Tentu saja juga penuh dengan rasa kasih sayang. Dengan karakter yang khas, mereka meraih kesuksesan masing-masing. Dalimunte yang memang pandai dan rajin berhasil menjadi profesor kelas dunia yang sangat disegani. Ikanuri dan Wibisana, sepasang adik kembar Laisa yang nakal dan paling membangkang ini pun akhirnya sukses di bidangnya. Mereka menjadi pengusaha otomatif berkelas. Dan si bungsu Yashinta, yang memang sudah jatuh cinta pada berang-berang tiap kali diajak Kak Laisa bermain di sungai, menikmati kecintaannya pada alam dengan menjadi peneliti lingkungan hidup. Semua kesuksesan itu, semua kenikmatan hidup yang mereka dapatkan, bagi mereka bukanlah apa-apa tanpa Wak Laisa. Wak Laisa yang keras, Wak Laisa yang tidak pernah terlambat untuk adik-adiknya, Wak Laisa yang gempal dan berbeda fisiknya dengan kebanyakan mereka, namun memiliki hati bagai bidadari surga. Tidak heran jika semua kenikmatan itu mereka tinggalkan hanya demi sebuah kabar teramat penting dari Mamak. Wak Laisa sakit. Kanker paru-paru stadium akhir. Bagaimana tidak penting? Wak Laisa dengan segala ketegaran dan pengorbanannya yang tanpa pamrih memang layak untuk menempatkannya bersama bidadari-bidadari surga. Wak Laisa yang tidak pernah lelah menjaga adik-adiknya. Wak Laisa yang rela putus sekolah dan bekerja di ladang kecil Mamak Lainuri agar keempat adiknya tetap sekolah. Tere Liye menyampaikan pesan yang sangat baik melalui tokoh Wak Laisa. Bahwa bahagia itu sederhana. Bahwa bahagia itu adalah keikhlasan.

Senin, 02 April 2012

Buku A Child Called 'It'

Sinopsis Buku: Dewasa ini kita sering mendengar peristiwa child abuse - penyiksaan anak. Tetapi apa dan bagaimana sesungguhnya yang dialami dan diderita oleh anak yang menjadi korbannya? Buku ini membuka wawasan kita, mencerahkan dan mendidik. David mengajak kita ikut mengalami rasa takutnya, rasa kekalahannya, rasa kesendiriannya, rasa sakitnya, dan rasa marahnya, sampai pada harapan terakhirnya. Dengan masuk ke dalam alur itu, menjadi jelas bagi kita betapa menyakitkannya dunia gelap yang diderita anak-anak korban child abuse. Bahkan secara lebih detail, kita bisa merasakan tangisan anak-anak itu melalui mata, telinga, dan badan David Pelzer. Dengan membaca buku ini kita juga bahkan bisa merasakan keteguhan hati David untuk keluar dari siksaan yang tak kunjung henti menuju kemenangan.

Kamis, 03 November 2011

Terlalu Penuh dan Tidak Jelas

Hari ini hujan lagi. Aku Cuma ingin bilang itu. Karena tak ada hal yang bisa dilakukan sekarang. Membosankan. Benar-benar membosankan. Karena itu, aku membuka dan menghidupkan laptop. Tidak tahulah, tanganku bergerak sendiri. Aku hanya mengikuti saja. Daripada gila. Atau memang benar-benar sudah gila ?? Entahlah. Warna biru pada tombol power, layar hitam yang perlahan-lahan berubah warna menjadi biru muda, tulisan welcome, lalu segera digantikan sebuah dekstop dimeriahkan icon-icon kecil dipinggirnya menandakan bahwa laptop ku sudah mulai bisa digunakan; mengikuti perintah dari setiap jemariku.

Sejenak aku terpaku didepan layar laptop. Kebingungan. Apa lagi yang harus aku lakukan ? Apa tujuanku menghidupkan laptop ini ? TIDAK ADA. Memeluk boneka beruang pink-ku yang gemuknya melebihi badanku, menatap kosong layar dekstop yang secara konstan berganti gambar namun tetap dengan satu tema ; wajahku. Ya, wajahku yang hanya setengah. Aku malah tambah kebingungan. AKU MAU APA ?? Dan jawabannya tetap sama ; TIDAK TAHU. Akhirnya Microsoft Word menjadi pilihanku. Salah satu temanku disaat seperti ini. Lalu apalagi ? Jawabannya tetap tidak tahu. Biarkan saja jemariku yang bekerja. Sekarang ini masih terlalu sore jika aku memutuskan untuk tidur. Jarum pendek jam di dinding masih berada di antara angka 7 dan 8. Lagipula jika aku memaksakan untuk tidur sekarang (dan paksaan aku itu berhasil), maka insomnia akan menyergapku ketika aku terjaga tengah malam nanti. Memang sih, aku aku sudah memiliki simpanan istirahat beberapa jam sebelum akhirnya aku kesulitan untuk kembali memejamkan mata. Tapi, tetap saja aku tetap ingin istirahatku cukup. Perempuan mana yang mau ketika bangun tidur mendapati matanya seperti mata panda dan kulit yang tidak segar ?? Ya ya ya, tanpa kurang tidur pun mataku sudah tergolong mata berkantung tebal, yang anehnya jika aku tertawa atau tersenyum ketebalan kantung mata akan meningkat, seperti mata kodok. Atau jika aku habis menangis, sembabnya akan terlihat jelas. Dan jelek. That’s why, aku tidak ingin memperparah keadaan kantung mata ku (yang biasanya aku sebut ‘kantung doraemon’). Wahh, sepertinya aku semakin tidak jelas.tulisanku sudah melantur kemana-mana. Setelah aku pikir-pikir, penting kah aku menceritakan tentang ‘kantong doraemon’ku ?? Tidak sama sekali. Tapi karenanya sekarang aku tahu apa yang aku inginkan saat ini ; aku hanya ingin menulis. Menulis apa yang ada di kepala, menulis apa yang ada di hati.

Sepertinya hujan di luar sana bertambah deras. Sebuah kesimpulan yang berhasil aku tarik berdasarkan laporan dari indera pendengaranku. Bunyi serbuan air di atap sana semakin keras, seperti melodi. Melodi alam, melodi sebuah elegi. Sudahlah, aku sedang tidak ingin bersedih-sedih ria. Well, apa lagi yang harus aku tulis ? Kursornya berkedip-kedip. Menunggu huruf demi huruf yang akan aku rangkai lewat tarian lincah jemariku diatas keyboard. Tapi nihil. Diamnya jemariku melambangkan kebuntuanku. Sudah kosong. Atau malah terlalu penuh ? Mumet. Mungkin benar sudah terlalu penuh. Jika diibaratkan memori HP, maka akan muncul tulisan “memory full, delete some data”. Dan mungkin itu juga yang menyebabkan kebingungan serta keterdiamanku ; aku terlalu sibuk memilih apa yang harus aku tulis. Apa aku harus menceritakan tentang kejadian sepanjang hari ini ? Tidak ada yang penting tapinya. Satu-satunya hal penting yang aku jalani hari ini adalah bahwa tadi siang aku berhasil menandatangani ijazah ku setelah sebelumnya harus menyelesaikan persyaratan di lab dan perpustakaan. Dan juga setelah aku berjuang dalam antrian di rektorat yang dipenuhi oleh celotehan teman-temanku. Sesak. Lalu apa lagi ? Apa aku harus menuliskan tentang kegalauanku ? Hhooo, tidak.. itu adalah hal buruk nomor satu yang terjadi padaku, sekaligus menjadi nomor satu hal yang tak ingin aku perlihatkan dengan nyata. Untuk apa ? Agar aku terlihat begitu lemahnya hingga mengundang simpati dari orang-orang ?? TIDAK. Aku tidak mau. Hey, tapi tanpa sadar aku sudah menuliskannya bukan ? Bodoh. Lebih bodohnya lagi aku malah menertawakan kebodohanku ini. Hahahaha...

Sudahlah, daripada tulisanku malah melantur kemana-mana, lebih baik aku sudahi saja. Mungkin akan ‘lucu’ jika aku post-kan di blog atau note ku. Nanti saja tapi. Mungkin hal yang baik untukku saat ini memang tidur. Kedengarannya tidak menarik. Tapi akan kulakukan saja, aku menyerah. Akan kumulai dengan membereskan tumpukan piring kotor di dapur seperti biasa, dilanjutkan ritual lainnya yang sama disetiap malamnya sebelum aku tidur. Cuci kaki, tangan, muka (kali ini minus wudhu karena aku sedang tidak sholat), masuk kamar, menarik selimut, dan melihat kabar terbaru dari teman-temanku di fb sambil memutar lagu-lagu favorit hingga aku ketiduran. Yahh, semoga saja tengah malam nanti aku tidak terjaga. Selamat Malam 


19.43 WIB
Di awal November yang basah..

Minggu, 30 Oktober 2011

Pelajaran Kecil dari Dapur

*setting : dapur
*timing : pagi hari

AKU : "nahh Mi, udah masak sambalnya,, pisahin ?"
IBU : "angkatlah, udah masak itu.. pisahkan dikit sambalnya ke mangkok ini nahh , ibu msh mau masak sayur yang lain"
AKU : *ngangkat wajan dari atas kompor* "wuihh,,panas..panaass.."
IBU : "hati2, kenapa kamu ini ceroboh trus kerjaannya ? pake kain lap itu tangannya, "
ADEK : *masuk dapur* emang tuww.. *melet*
AKU : *memindahkan sambal* "tolong tarok di atas meja, Sa.. capek tegak duduk terus" *ngasih mangkok berisi sambal ke adek*
ADEK : "aiihh, malas aku capek juga.."
IBU : "sini..sini.. biar ibu aja.. ibu NGGAK CAPEK" *meraih mangkok dan meletakkan diatas meja, lalu kembali sibuk memasak lagi"
AKU+ADEK : ".............." (berpandangan)

Bukan sesuatu yang istimewa memang kejadian tadi. Tapi tidak bagiku. "ibu TIDAK CAPEK" adalah kalimat yang aku sadari mengandung kebohongan besar.
Tapi begitulah ibu, mengajari dengan memberi contoh, bukan dengan mengoar-ngoarkan teori. Meneladani anak-anak dengan melakukan.
Bangga punya ibu seperti ibuku, LOVE U MOM :)

Padamu yang Allah Pilihkan Untukku. . . -repost-

Padamu yang Allah pilihkan untukku. . .

Ketahuilah aku hanya wanita biasa dengan begitu banyak kekurangan dalam diriku.

Aku bukanlah wanita sempurna seperti yang mungkin kau harapkan,,,

maka ketika Dia memilihmu untukku,,

maka saat itu Dia ingin menyempurnakan kekurangkanku dengan keberadaanmu.

Dan aku tahu kaupun bukanlah laki laki yang sempurna.

Dan aku berharap ketidak sempurnaanku mampu menyempurnakan dirimu,,

karena kelak kita akan satu,,

aibmu adalah aibku dan indahmu adalah indahku,,

kau dan aku akan menjadi kita. . .





Padamu yang Allah pilihkan untuku. . .

Ingatlah,, aku adalah mahluknya dari tulang rusuk yang paling bengkok.

Ada kalanya aku akan begitu membuatmu marah,,

maka ketahuilah saat itu dia menghendaki kau menasihatiku dengan hikmah.

Sungguh hatiku tetaplah wanita yang lemah pada kelembutan.

Namun jangan kau coba meluruskanku karena aku akan patah.

Tapi jangan pula membiarkanku begitu saja, karena akan selamanya aku salah,,

Namun tetap mataku tersenyumlah,,,,

Tenangkan aku dengan genggaman tanganmu,,,dan nasehati aku dengan bijak dan hikmah,,

Niscaya kau akan menemukanku tersungkur menangis di pangkuanmu,,

maka ketika itu kau kembali memiliki hatiku..





Padamu yang Allah tetapkan sebagai atap hunianku. . .

Ketahuilah ketika ijab atas namaku telah kau lontarkan,,,

maka dimataku kau adalah yang terindah.

Kata katamu adalah titah untuku,,

selama tak bermaksiat pada allah, akan ku penuhi semua perintahmu,,

maka kalau kau berkenan ku meminta,,

jadilah hunian yang indah yang kokoh,,

yang mampu membuatku dan anak-anak kita nyaman dan aman di dalamnya. . .





Padamu yang Allah pilih menjadi penopang hidupku. . .

Dalam istana kecil kita akan hadir buah hati-buah hati kita,,

maka didiklah mereka menjadi generasi yang dirindukan syurga,,

yang dipundaknya akan diiis dengan amanah-amanah

dan ku yakin dari tanganmu yang penuh berkah kau mampu membentuk mereka,,

dengan hatimu yang penuh cinta,

Kau mampu merengkuh hati mereka dan aku akan selalu jatuh cinta padamu. . .





Padamu yang Allah pilih sebagai imamku. . .

Ku mohon padamu ridholah padaku,,

sungguh ridhomu adalah ridho ilahi rabbi.

Mudahkanlah jalanku ke surganya,,

Karena bagiku kau adalah kunci surgaku. .

Selasa, 18 Oktober 2011

Untuk Suamiku Nanti -repost-

untuk suamiku [nanti]...



suamiku..

dimanapun engkau berada kini..aku hanya ingin kau tahu bahwa aku menunggumu..menunggu Tuhan memepertemukan kita..aku akan sabar menanti saat itu tiba, suamiku..semoga kesabaran ini berbuah sangat manis..



suamiku..

apapun yang kau lakukan saat ini..apapun kesalahan yang telah kau perbuat..aku tidak peduli..kita hidup bukan untuk masa lalu..biarlah masa lalumu dan juga masa laluku menjadi pelajaran yang berharga untuk masa depan kita..mantan napi lebih baik daripada mantan santri..bukan begitu suamiku?? begitu inginnya hati ini untuk segera menapaki kehidupan baru kita..



suamiku..

bagaimana kehidupanmu saat ini?? adakah kau juga merasa kerinduan yang sangat seperti yang aku rasakan??

adakah kau juga menantiku disana?? adakah kau juga tak putus memohon pada sang Pencipta untuk mempertemukan kita??adakah kau juga berusaha menyiapkan dirimu menjadi pribadi yang baik bagi pasanganmu kelak??



belahan jiwaku..

siapapun engkau..aku tidak peduli..seperti apapun parasmu..aku tidak peduli..yang aku inginkan hanya hatimu..imanmu..jiwamu..tekadmu..tanggungjawabmu untuk terus menemaniku,,membimbingku,,untuk berjuang bersama demi satu tujuan akhir kita..surga..



suamiku..

aku inginkan kepercayaan dan pengertian menjadi mahar pernikahan kita..saling menjaga hati ya suamiku..dan aku akan menggunakannya dalam mendidik dan membimbing buah hati kita..



suamiku..

terimalah ini diriku..





repost :: Danik WirjoSoewito

http://www.facebook.com/notes.php#!/note.php?note_id=10150148018588990

Kamis, 06 Oktober 2011

...Kotak Mimpi...

...takdir seakan tertawa mengelilingiku, mengejek habis-habisan. Takdir riuh-rendah mencemooh, berkata bahwa sebagai seorang pemimpi, impianku sudah keterlaluan. "Buang saja mimpi itu dari dalam kotak mimpimu," seakan kudengar Takdir berkata, "mimpi mendapatkan cinta ia yang jauh dari jangkauanmu. Bukankah kotakmu sudah penuh sesak dengan beragam impian yang kau dambakan sejak kecil?". Ku pejamkan mata. Dan kenangan itu rumpah ruah menimpaku, tidak memberiku kesempatan untuk bernapas...

*kotak mimpi*

NOPE.. teruslah bermimpi dan perjuangkan..